Bagaimana Memanfaatkan Momentum ‘bergairahnya Riset dan Inovasi’ untuk menggeser paradigma: bahwa RISET bukanlah Liabilities atau beban biaya, melainkan investasi untuk Assets bangsa

Prof. Bambang PS Brodjonegoro, Menteri Riset dan Teknologi Indonesia/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Indonesia

Semarang, Idola 92.6 FM-Kolaborasi riset antarpihak terkait yang saling mengisi terbukti membuahkan sejumlah inovasi sebagai solusi mengatasi kondisi darurat Pandemi Covid-19. Gairah bekerja sama ini diharapkan terus dipelihara sebagai atmosfer riset pada masa mendatang. Kepercayaan para pihak itu perlu terus dijaga sehingga mampu melahirkan inovasi yang bisa diterima pasar dan memiliki daya tahan di pasaran.

Kita patut gembira dengan capaian ini. Namun, ini tak cukup. Mengingat jika kita menelisik ke belakang, ada problem besar yang mengakar yang selama ini kita hadapi/ misalnya paradigma dalam politik anggaran riset. Kita ketahui selama ini dana riset masih minim. Pertanyaan ini mengemuka karena sayup-sayup kita seringkali mendengar penelitian kita minim anggaran sehingga banyak peneliti justru didanai pihak asing.

Persoalan ini juga membawa kita memasuki isu krusial, bagaimana keberpihakan bangsa kita secara nasional, khususnya para pemangku kepentingan dalam bidang riset termasuk pemerintah dan swasta.

Lalu, mungkinkah momentum ini, sekaligus bisa kita jadikan langkah besar untuk melakukan upaya paradigm shift atau pergeseran paradigma dari yang berpikir hari ini atau post factum menjadi paradigma antisipatif? guna menjawab pertanyaan itu radio idola mewawancara Prof. Bambang PS Brodjonegoro, Menteri Riset dan Teknologi Indonesia/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Indonesia

https://anchor.fm/radio-idola/episodes/wawancara-bersama-Prof–Bambang-PS-Brodjonegoro–Menteri-Riset-dan-Teknologi-IndonesiaKepala-Badan-Riset-Inovasi-Nasional-Indonesia-eg8ai3