AEKI Jateng Sebut Konsumsi Kopi Turun Hingga 50 Persen Saat Pandemi

Pekerja kafe
Pekerja kafe sedang mengolah racikan kopi untuk pelanggan.

Semarang, Idola 92,6 FM – Asosiasi Eksportir Kopi (AEKI) Jawa Tengah mencatat, terjadi penurunan konsumsi kopi selama masa pandemi berlangsung. Tidak hanya di dalam negeri saja, penurunan konsumsi juga terjadi secara global untuk jenis kopi high quality.

Wakil Ketua AEKI Jateng Moelyono mengatakan kopi jenis Arabika menjadi kopi yang mengalami penurunan cukup tajam di masa pandemi, hampir mencapai 50 persen. Kopi Arabika itu merupakan kopi yang biasa ditemukan di hotel, restoran dan juga kafe-kafe.

Moelyono menjelaskan, kopi Arabika yang dipanen pada 2020 ini belum terserap secara optimal karena persoalan pandemi dan beberapa daerah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bahkan, sejumlah negara di kawasan Eropa dan Amerika Utara sebagai pasar kopi Arabika terbesar di Indonesia juga menerapkan lockdown.

Menurutnya, kondisi tersebut juga membuat harga kopi Arabika mengalami penurunan dari semua Rp70 ribu-Rp75 ribu per kilogram menjadi hanya Rp40 ribu per kilogram saja.

“Kalau kita ngomong kopi-kopi yang premium high quality dan biasanya masuk di pasar hotel atau resto dan kafe itu mengalami penurunan yang cukup signifikan. Lebih-lebih kalau kita lihat di bulan April-Mei kan boleh dibilang lockdown, itu rata-rata omzet tinggal 10-20 persen. Tapi kalau untuk yang kopi komersial untuk home used, pada Maret-April sempat terjadi kenaikan. Pada waktu itu terjadi panik beli untuk persediaan di rumah,” kata Moelyono, Rabu (23/9).

Moelyono lebih lanjut memerkirakan, harga kopi Arabika akan semakin jatuh menyusul beberapa daerah penghasil kopi memasuki masa panen. Yakni di wilayah Jawa Barat, Bali, Flores dan Sumatera Utara. Bahkan, permintaan kopi Indonesia ke luar negeri juga makin menyusut menyusul sejumlah negara akan memasuki musim dingin.

“Musim dingin nanti, negara-negara di Eropa dan Amerika Utara akan lockdown lagi karena takut serangan COVID-19 kembali. Ini akan semakin menambah berat penjualan kopi Indonesia di luar negeri,” tandasnya. (Bud)