Bagaimana Membangun Keadaban Publik?

Social Trust

Semarang, Idola 92.6 FM – Kegaduhan yang muncul akibat silang kepentingan di tubuh bangsa menjadi salah satu persoalan yang masih mengemuka dewasa ini. Padahal, saat ini kita sedang menghadapi krisis global akibat Pandemi; mulai dari krisis kesehatan hingga ekonomi yang sedang terpuruk.

Dalam situasi semacam ini, kajian sosiologi memandang pentingnya keadaban publik. Keadaban publik berarti fungsi antara negara, pasar, dan warga harus sinergi. Dalam klasifikasi tradisional Ilmu Sosiologi, dikenal 3 sektor. Sektor Pertama, disebut juga sebagai sektor publik, adalah Pemerintah. Lalu sektor kedua, adalah pasar. Dan sektor ketiga, adalah masyarakat sipil atau the thrid sector yang kita sebut sebagai Civil Society. keadaban publik berarti, ketiga sektor itu menyatu, di mana satu dengan yang lain tak saling menyalahkan. Dan tidak ada yang merasa menang sendiri.

Meminjam bahasa Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, para elite dan masyarakat harus memiliki jiwa kenegarawanan dalam menyelesaikan setiap masalah bangsa, apalagi saat ini bangsa dan negara tengah dilanda pandemi Covid-19. Menurut Haedar, masa depan Indonesia merupakan milik bersama sehingga para elite dan warga mesti bertanggung jawab menjaganya bersama-sama. Kepentingan pribadi tak boleh merusak sistem berbangsa dan bernegara.

Sementara itu, menurut Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo juga menunjuk pentingnya keadaban publik dalam menghadapai berbagai persoalan bangsa. Keadaban publik hanya bisa terjadi jika setiap unsur anak bangsa taat pada aturan main.

Namun, tegangannya, mewujudkan kesadaran bersama atas aturan main dan mencari elit serta masyarakat yang memiliki jiwa kenegarawanan kian sulit. Banyak pihak terutama elit yang justru kerap mempertaruhkan kepentingan bangsa demi kepentingan golongan masing-masing. Di sisi lain, elite—baik di tingkat Pusat hingga di tingkat bawah, serba pragmatis dan miskin visi kenegarawananya.

Maka, bagaimana menyikapi situasi semacam ini? Bagaimana membangun dan merawat keadaban publik? Apa saja tantangannya? Terobosan apa yang mestinya dilakukan dalam upaya membangun keadaban publik dan mengajak komitmen bersama untuk mengatasi masalah negeri?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Benni Setiawan (Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan P-MKU Universitas Negeri Yogyakarta, Peneliti Maarif Institute); Romo Benny Susetyo (staf khusus ketua dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)); dan KH Maman Imanulhaq (Politisi PKB/Anggota DPR RI). (andi odang/her)

Dengarkan podcast diskusinya: