Bagaimana Mentransformasi Pelaku UMKM Kita agar Naik Kelas?

UMKM Naik Kelas
(Ilustrasi: fb.me/kemenkopukm)

Semarang, Idola 92.6 FM – Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap produk domestik bruto (PDB) sangat besar. Pada tahun 2019 saja, UMKM menyumbang 61% PDB dan berkontribusi sebesar 14% total ekspor nasional. Selain itu, UMKM menyerap hingga 97 persen dari total tenaga kerja.

Namun kini, sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang terpuruk, akibat pandemi Covid-19. Pandemi ini hampir melumpuhkan roda perekonomian dalam negeri, banyak keluarga terancam kehilangan pendapatan rumah tangga―akibat di-PHK. Sehingga, sektor usaha mikro menerima tekanan berupa turunnya sisi demand.

Padahal, upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi tidak dapat dipisahkan dari peran UMKM. Sehingga, transformasi ekonomi serta pemulihan UMKM akan sangat menentukan ketahanan, keberlanjutan, serta akselerasi ekonomi ke depan.

Dengan menyerap hingga 97 persen dari total tenaga kerja yang diserap unit usaha di Indonesia maka, ketika UMKM tidak jalan, maka banyak pekerja yang tak tertampung. Selain itu, mesin pertumbuhan ekonomi terbesar kita berupa konsumsi yang angkanya mencapai 55 hingga 60 persen.

Transformasi UMKM (Ilustrasi)
Transformasi (Ilustrasi)

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM per 2018, terdapat 64 juta lebih UMKM setara dengan 99,99 persen unit usaha di Indonesia. UMKM juga menyerap 116 juta lebih pekerja atau 97 persen dari total pekerja yang diserap unit usaha di Indonesia. Adapun sumbangan UMKM mencapai Rp8.573 triliun atau 61,07 persen dari PDB. Ini artinya, penyelamatan UMKM harus segera dilakukan untuk pemulihan sekaligus transformasi ekonomi.

Lantas, bagaimana mendorong transformasi pelaku UMKM agar perekonomian kita tidak terperangkap dalam Jebakan Kelas Menengah? Selain kucuran dana stimulus, upaya lain apa yang mesti serius dilakukan pemerintah di tengah Pandemi dalam mengakselerasi transformasi UMKM? Yang tak kalah penting, bagaimana agar kebijakan terkait UMKM dapat ter-orkestrasi dengan baik?

Untuk mendiskusikan hal ini, radio Idola Semarang berbincang dengan beberapa narasumber yakni: M. Ikhsan Ingratubun (Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo)); Dr Piter Abdullah Redjalam (Direktur Riset Center of Reform On Economics (CORE) Indonesia; dan Bhima Yudistira Adhinegara (peneliti Institute for development of Economics and Finance (INDEF)). (andi odang/ her)

Berikut podcast diskusinya: