Bersiasat Menghadapi Resesi

Semarang, Idola 92.6 FM-Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut Indonesia bisa masuk ke jurang resesi akibat pandemi virus corona atau covid-19 bila pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal III tahun 2020. Sebab, resesi merupakan kondisi di mana pertumbuhan ekonomi suatu negara tumbuh negatif dalam dalam dua kuartal atau lebih secara berturut-turut.

Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif sebesar 2,97 persen pada kuartal I 2020. Namun, Sri Mulyani memperkirakan ekonomi bisa terkontraksi hingga minus 3,8 persen pada kuartal II 2020.

Menurut peneliti senior Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati,  bertarung melawan Pandemi Covid-19 dan menghadapi ancaman resesi, tak bisa hanya mengandalkan kekuatan logistik. Tetapi juga strategi yang tepat. Hal yang tak kalah penting adalah konsolidasi dan keterpaduan seluruh kekuatan untuk fokus “Bersama Lawan Corona” sehingga tidak sekadar menjadi slogan.

Terkait ini, ada pepatah “We can’t direct the wind, but we can adjust the sails”. Kita tidak dapat mengubah (atau menolak) terjadinya krisis dan resesi ekonomi. Tetapi kita bisa menyesuaikan layar. Nah, apa saja upaya yang dapat kita lakukan dalam rangka menyesuaikan layar agar kita mampu tetap bertahan menghadapi badai resesi? Seberapa kuat sesungguhnya daya tahan kita?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni:  Peneliti Senior Institute for development of economic and finance (INDEF), Enny Sri Hartati dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N. Mandey. (her)

https://anchor.fm/radio-idola/episodes/wawancara-bersama-Peneliti-Senior-Institute-for-development-of-economic-and-finance-INDEF–Enny-Sri-Hartati-efrm60

https://anchor.fm/radio-idola/episodes/wawancara-bersama-ketua-Umum-Asosiasi-Pengusaha-Ritel-Indonesia-Aprindo–Roy-N–Mandey-efrm4q