BI Jateng Dorong Pemulihan Ekonomi Dimulai Dari Digitalisasi UMKM

Soekowardojo dan Hevearita
Kepala KPw BI Jateng Soekowardojo bertemu Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryati, baru-baru ini.

Semarang, Idola 92,6 FM – Banyak ekonom maupun pengamat ekonomi dalam negeri bahkan luar negeri, memprediksi jika Indonesia bakal masuk ke jurang resesi ekonomi karena dampak pandemi. Guna menghindari jurang resesi ekonomi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi bisa dimulai dari digitalisasi sektor UMKM.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Soekowardojo mengatakan selama masa pandemi ini berlangsung, banyak sektor usaha terdampak dan sebagian di antaranya memilih gulung tikar. Tidak terkecuali para pelaku UMKM, yang merupakan tulang punggung dari ekonomi nasional maupun daerah.

Soekowardojo menjelaskan, upaya untuk memulihkan perekonomian nasional ini bisa dimulai dari mendigitalisasikan sektor UMKM. Perbankan mitra UMKM maupun pemerintah, bisa mulai mengenalkan market place hingga pembayaran nontunai kepada para pelaku UMKM.

Menurutnya, cara itu dipandang bisa membawa pelaku UMKM keluar dari persoalan ini (resesi ekonomi). Karena, pelaku UMKM yang sudah paham dan menerapkan digitalisasi pada usahanya akan kembali bangkit dari keterpurukan.

“Upaya yang kita harapkan bisa membantu kita keluar dari resesi ini atau kontraksi pertumbuhan ini, adalah mendigitalisasikan UMKM kita. Kita tahu bahwa UMKM kita merupakan backbone daripada ekonomi. Hampir 60 persen nilai tambah ekonomi, baik nasional maupun Jawa Tengah ini berasal dari UMKM. Sementara, hampir 99 persen tenaga kerja berada di sektor UMKM,” kata Soekowardojo belum lama ini.

Lebih lanjut Soekowardojo menjelaskan, selama ini masih banyak pelaku UMKM masih berproduksi tetapi kesulitan dalam memasarkan produknya. Terutama adalah pelaku UMKM sektor kuliner, dan juga kerajinan.

“Kalau mereka sudah paham market place, maka jualannya tidak lokal tapi global. Mereka juga bisa berpikir, makanan atau minuman yang dijual itu bisa tahan lama karena proses pengirimannya sampai ke luar negeri,” jelasnya.

Soekowardojo berharap, pada triwulan ketiga nanti kondisi perekonomian akan membaik dan disusul triwulan keempat lebih baik lagi. (Bud)