Dapatkah Ego Sektoral Dihilangkan Hanya dengan Imbauan?

Semarang, Idola 92.6 FM-Presiden Joko Widodo meminta semua kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah menghilangkan ego sektoral yang menghambat penanganan Covid-19. Keterpaduan penanganan penyakit yang disebabkan virus corona menjadi kunci keberhasilan pengendalian pandemi penyakit tersebut.

Peringatan itu disampaikan Presiden saat membuka rapat terbatas membahas percepatan penanganan Covid-19 di Istana Merdeka Jakarta. Menurut presiden, hal paling penting dalam penanganan Covid-19, pengendalian terintegrasi, pengendalian terpadu, sehingga semua kerja kita bisa efektif. Tidak ada lagi ego sektoral, ego kementerian, ego lembaga, ego kedaerahan, apalagi jalan sendiri-sendiri.

Ia menilai, hampir empat bulan sejak kasus positif Covid-19 pertama terdeteksi di Tanah Air pada awal Maret 2020, pandemi belum juga terkendali. Tingkat penularan Covid-29 masih tinggi. Karena itu, Presiden meminta jajarannya tak hanya bekerja lebih keras tetapi juga membuat terobosan.

Lantas, apakah permintaan dan teguran Presiden akan mampu mengikis mentalitas silo dan ego sektoral yang telah mengakar? Mungkinkah budaya bisa diatasi dengan anjuran? Upaya apa saja yang mesti dilakukan agar mentalitas silo bisa disingkirkan sehingga Indonesia Incorporated tidak hanya menjadi slogan?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang berdiskusi dengan: Netty Prasetyani Heryawan (Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)/ Ketua tim penanganan Covid-19 di fraksi) dan Arif Susanto (Analis Politik Lembaga Riset Exposit Strategic). (her)

https://anchor.fm/radio-idola/episodes/wawancara-bersama-Netty-Prasetyani-Heryawan–Anggota-Komisi-IX-DPR-dari-Fraksi-Partai-Keadilan-Sejahtera-PKS-Ketua-tim-penanganan-Covid-19-di-fraksi-eg5g4k

https://anchor.fm/radio-idola/episodes/wawancara-bersama-Arif-Susanto—Analis-Politik-Lembaga-Riset-Exposit-Strategic-eg5g10