Dinas Pertanian Pastikan Daging Sapi yang Masuk ke Kota Semarang aman dari Virus Antraks

Vaksin Antraks

Semarang, Idola 92.6 FM – Dinas Pertanian Kota Semarang memastikan daging sapi yang masuk ke Kota Semarang, aman dari virus antraks. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur menyikapi kasus penyebaran virus antraks di Gunungkidul Yogyakarta.

Pihak Dispertan sebelumnya secara rutin melakukan pemeriksaan daging sapi yang masuk ke Kota Semarang meskipun hewan tersebut sudah memiliki surat keterangan sehat dari daerah asal hewan. Misalnya, sapi dari Kabupaten Boyolali.

“Namun, untuk memastikan daging sapi sehat dan layak konsumsi, ada proses karantina dan tes kesehatan di pos daging sapi Gayamsari. Setelah itu, didistribusikan ke pedagang untuk di jual ke masyarakat,” katanya, Selasa (21/01/2020).

Hernowo menekankan, penyebaran virus antraks di Gunungkidul Yogjakarta, tidak mempengaruhi kualitas daging sapi di Kota Semarang. Setiap hari, kebutuhan daging Sapi disuplai dari Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten. Kebutuhan daging sapi warga Semarang, mencapai 10 hingga 11 ton per hari.

Jumlah tersebut baru mampu di penuhi sekitar 4-5 Ton oleh Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Pengaron. Sisanya harus mendatangkan suplai daging dari luar Kota Semarang. Di antaranya, dari Kabupaten Boyolali dan Klaten. “Jumlah peternak sapi yang sedikit di Kota Semarang, menjadi faktor utama Dispertan mendatangkan sapi dari luar kota,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam mengaku, hingga saat ini, belum menemukan kasus antraks pada hewan ternak maupun manusia di Kota Semarang. Namun, ia meminta masyarakat tetap waspada. Penyebaran virus yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis itu khususnya terjadi pada hewan peliharaan. Saat ini, Dinkeas, fokus pada peningkatan kualitas kesehatan dan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, termasuk pencegahan masuknya virus antraks ke Kota Semarang.

“Bukan hanya sapi ataupun kambing, virus antraks juga bisa menyerang manusia dengan sistem penularan melalui konsumsi daging hewan yang terkena virus antraks. Koordinasi dengan Dinas Pertanian serta Dinas Perdagangan sudah dilakukan untuk memeriksa kesehatan hewan ternak, khususnya sapi yang berasal dari Luar Kota Semarang,” jelasnya.

Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan RI sudah memperingatkan Jawa Tengah dan Jawa Timur soal potensi penyebaran virus antraks, baik pada hewan ataupun manusia. Bahkan, Ditjen Pencegahan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI menyebut antraks sudah masuk Kejadian Luar Biasa (KLB) karena sudah menimbulkan korban jiwa yakni di Gunungkidul Yogyakarta. (wid/her)