Dusun Girpasang Layak Jadi Desa Wisata Unggulan Klaten

Rombongan Gubernur Ganjar Pranowo saat berkunjung ke Dusun Girpasang, Kabupaten Klaten dengan menyusuri anak tangga

Semarang, Idola 92,6 FM-Dusun Girpasang di Desa Tegalrejo ini hanya dihuni 12 kepala keluarga, atau 37 orang saja penduduknya. Namun, Dusun Girpasang menyimpan potensi wisata alam yang memukau dan layak menjadi desa wisata unggulan di Kabupaten Klaten.

Kepala Desa Tegalrejo Sutarno mengatakan sebenarnya, sudah cukup lama Dusun Girpasang disiapkan menjadi desa wisata. Namun, keinginan tersebut belum bisa direalisasikan karena sejumlah alasan.

Menurut Sutarno, untuk bisa mencapai dusun yang berada di kaki Gunung Merapi ini harus melewati jurang dengan kedalaman sekira 150 meter.

Sutarno menyebut, butuh uluran tangan dari pemerintah dan pemerhati pariwisata untuk bisa mewujudkan Dusun Girpasang menjadi destinasi wisata.

“Itu sudah kita bentuk pokdarwis tahun 2017, dan kami juga sudah buat spot-spotnya. Tapi karena ada keadaan yang tidak memungkinkan, terutama akses ke Tegalmulyo masih tidak layak. Kita masih mengandalkan dana dari pemerintah kabupaten dan provinsi,” kata Sutarno,

Sementara Gubernur Ganjar Pranowo mengaku terpukau, dengan keindahan alam yang disajikan di Dusun Girpasang. Sehingga, potensi wisata yang bisa dikembangkan.

Oleh karena itu, Ganjar akan mengusulkan kepada kementerian terkait untuk dibuatkan akses jalan berupa jembatan penghubung antardesa. Tujuannya, untuk lebih memudahkan mobilitas perpindahan barang antardesa.

“Ada PR saya yang belum selesai, yaitu jembatan. Saya sudah bicara dengan kementerian pusat, tapi karena lagi kena recofusing Insya Allah kita akan usulkan lagi. Mudah-mudahan 2021. Nanti bentuknya jembatan, biar transportasinya jauh lebih gampang. Apalagi dalam kondisi darurat. Cuma yang jalan naik turun biar saja, dan pak kades akan perbaiki. Sehingga, Desa Girpasang ini menjadi desa tujuan wisata,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, khusus untuk memoles Dusun Girpasang menjadi destinasi wisata maka diperlukan peran perguruan tinggi dan anak-anak muda kreatif. Namun, tetap memertahankan kearifan lokal masyarakat dan budayanya. (Budi Aris)