Jika Covid-19 Memaksa Kita untuk Melakukan  “Great Reset”, Maka Bidang Apa Saja yang Mengalami Reset atau Di-nolkan Selain Cara Hidup Sehari-hari?

Semarang, Idola 92.6 FM-Dalam sejarah peradaban manusia, tahun 2020 ini akan selamanya dikenang sebagai periode krisis dahsyat yang presedennya hanya bisa disetarakan dengan Depresi Besar 1930-an dan Perang Dunia. Bahkan, di tengah 2020 ini, kita belum bisa melihat sampai seberapa dalam jurang krisis akan berujung.

Demikian diungkapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Opininya di Kompas (13/07/20). Menurutnya,  kita menyaksikan penyebaran Covid-19 yang sedemikian cepat dan bagaimana krisis kesehatan telah merontokkan berbagai jerih payah pembangunan bertahun-tahun.

Covid-19 telah membangunkan kita (wake up call) dengan pukulan sangat keras, kita harus menjalankan kehidupan dengan cara berbeda. Di dunia, menurut Suharso, kini seruan Great reset kian menggema. Great reset akan menjadi tema besar pertemuan prestisius Forum Ekonomi Dunia tahun depan.

Pada intinya, kita mesti me-reset ulang apa yang telah kita lakukan sebelumnya. Kita sudah harus meninggalkan kebiasaan masa lalu yang tak kompatibel dengan masa depan.

Lantas, me-reset artinya, “di-nolkan” atau kembali dari awal. Maka pertanyaannya, bidang apa saja yang mengalami reset atau di-nolkan selain cara hidup sehari-hari? Apakah di ranah ekonomi dan produksi termasuk yang harus mulai dari nol lagi?  Lalu, apa saja ikhtiar lain yang penting dilakukan?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Prof Dr Zuzy Anna (Direktur SDGs Center Universitas Padjajaran Bandung) dan Prof Budi Widianarko (Guru Besar Unika Soegijapranata Semarang). (her)

https://anchor.fm/radio-idola/episodes/wawancara-bersama-Prof-Dr-Zuzy-Anna–Direktur-SDGs-Center-Universitas-Padjajaran-Bandung-egn9lr

https://anchor.fm/radio-idola/episodes/wawancara-bersama-Prof-Budi-Widianarko–Guru-Besar-Unika-Soegijapranata-Semarang-egn9n2