Kades Sutomo, Antarkan Desa Doudo di Gresik Menjadi Desa Sarat Prestasi

Sutomo, Kepala Desa Doudo
Kepala Desa Doudo, Sutomo, saat menerima penghargaan dari Pertamina tahun 2017. (Photo: Dok Pribadi)

Semarang, Idola 92.6 FM – Mengenal Sutomo, Kepala Desa Doudo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik Jawa Timur yang mengubah desanya dari desa yang semula masuk kategori tertinggal menjadi desa sarat prestasi. Diantaranya, membuat desa Doudo tak lagi kekurangan air meski musim kemarau.

Sebelumnya setiap tahun pada Agustus-Desember, Desa Doudo mengalami kekeringan ckukup ekstrem. Kondisi telaga kering kerontang memaksa warga mencari air ke desa tetangga. Tak jarang, penduduk harus beli air dengan harga Rp 170.000 per tangki. Tapi setelah membuat sumur bor pada tahun 2008, warga tak kesulitan dalam mengakses air bersih. Perilaku hidup sehat warga ditingatkan dengan gerakan cuci tangan memakai sabun. Itu jadi gaya hidup warga termasuk pengelolaan lingkungan. Hasilnya, pada 2014 Doudo menyandang gelar desa bebas buang air besar sembarangan.

Kreativitas Sutomo terus berlanjut hingga mendorong melahirkan berbagai kreativitas. Dari situ, lahirlah Kampung Aloevera, Kampung 3 R, Kampung Sayur, Kampung e-Link, dan Kampung Si Cantik Cerdas.

Gerakan yang dilakukan Sutomo di Desa Doudo mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Puluhan penghargaan didapatkan mulai dari tingkat lokal hingga nasional. Di antaranya Desa Sehat kategori PADAPA Kabupaten Gresik (2015); Juara Pertama BUMDes se-Gresik (2017); dan Upakarti Utama dan Indonesia Green Award Kategori air bersih dan kategori pengelolaan sampah (2018).

Selengkapnya, mengenai transformasi Desa Doudo, Panceng, Gresik—dari desa tertinggal menjadi desa dengan sarat prestasi, berikut ini wawancara radio Idola Semarang dengan Kepala Desa Doudo, Sutomo. (her)

Berikut podcast wawancaranya: