Perubahan Perilaku di Masa Pandemi Harus Jadi Kebiasaan

Satpol PP Kota Semarang saat menggelar razia masker
Petugas Satpol PP Kota Semarang saat menggelar razia masker di kawasan Simpang Lima.

Semarang, Idola 92,6 FM – Mengubah perilaku normal sehari-hari menjadi perilaku adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi, harus menjadi rutinitas harian yang harus dilakukan semua orang. Tujuannya, untuk memutus dan mencegah penularan COVID-19. Sehingga, Gugus Tugas COVID-19 Jateng mendorong masyarakat bisa menerapkan perilaku adaptasi kebiasaan baru secara sadar.

Ketua Tim Ahli Gugus Tugas COVID-19 Jateng Anung Sugihantono mengatakan kondisi sekarang ini sangat mengkhawatirkan, dan harus menjadi perhatian semua pihak tidak hanya pemerintah dan petugas kesehatan saja. Masyarakat juga harus sadar dan paham, untuk menerapkan protokol kesehatan dengan membiasakan adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi.

Anung menjelaskan, saat ini pemerintah daerah bekerja sama dengan TNI/Polri juga gencar melakukan penertiban terhadap protokol kesehatan kepada masyarakat. Terutama, kewajiban memakai masker selama beraktivitas di luar rumah atau ruang publik.

Menurutnya, masker menjadi senjata yang efektif di dalam upaya mencegah dan menekan terjadinya penularan virus Korona di samping rutin mencuci tangan dan menjaga jarak atau tidak berkerumun.

“Perubahan sosial ini tidak mudah, harus ada keterpaksaan untuk menjadi biasa. Harus itu. Seperti ngomong soal masker adalah harus, sama seperti dulu pakai helm kalau naik motor. Awalnya ada penolakan, dan perlu ada contoh konkrit. Sayangnya, untuk COVID-19 ini contoh konkritnya untuk gejala tanda tidak semuanya bisa,” kata Anung, kemarin.

Lebih lanjut Anung menjelaskan, terkait dengan pembelajaran tatap muka pihaknya juga mendapat masukan dari para orang tua dan mendesak untuk tidak terburu-buru membuka sekolah. Karena, pembelajaran tatap muka harus dikawal secara ketat tidak hanya orang tua tetapi juga di sekolah dan gugus tugas setempat.

“Protokol kesehatan selama di luar sekolah akan sulit dijaga selain diri sendiri, karena anak itu terkadang berdekat-dekatan di luar sekolah atau duduk bersebelahan dengan orang di dalam transportasi umum,” pungkasnya. (Bud)