Bagaimana Memastikan Agar Semua Sektor Tidak Ragu untuk Bersatu Menghadapi Pandemi Covid-19 yang Belum Berakhir?

Lawan Corona

Semarang, Idola 92.6 FM – Di tengah upaya penanggulangan Covid-19 yang terus dilakukan, baru-baru ini publik dihebohkan dengan beberapa peristiwa yang kontraproduktif dengan upaya pencegahan penularan Covid-19.

Peristiwa itu antara lain fenomena ribuan pengunjung yang memadati Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Sabtu-Minggu (1-2/05) lalu.Kerumunan massa tak terelakkan karena mayoritas dari pengunjung berbelanja barang kebutuhan menjelang Lebaran.

Kerumunan di Pasar Tanah Abang hanya satu dari sejumlah kondisi terkait penanganan pandemi Covid-19 yang membuat kita layak prihatin. Kasus lain adalah praktik suap agar lolos dari kewajiban karantina dan temuan pemakaian alat tes antigen bekas.

Atas beberapa peristiwa itu, Indonesia dinilai perlu membangun dan memastikan kembali kesadaran publik bahwa darurat Pandemi Covid-19 belum berakhir. Sebuah kesadaran yang bisa membuat publik berhati-hati dan waspada, bahwa setiap saat mereka bisa tertular Covid-19.

Semprotan Disinfektan Riwayatmu Kini
Semprotan Disinfektan, oh riwayatmu kini..

Minimnya kesadaran akan situasi kedaruratan Pandemi, berimbas pada lemahnya kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan. Celakanya, rendahnya kedisiplinan warga itu tidak optimal teratasi karena inkonsistensi penegakan protokol kesehatan oleh aparat.

Apalagi kini, sudah ada 3 varian baru virus corona yang masuk ke Indonesia, yakni varian baru dari India, Inggris, dan Afrika Selatan. Tsunami Covid-19 India rentan terjadi di Indonesia. Indonesia memiliki sejumlah faktor untuk mengalami tragedi serupa. Namun, kita masih memiliki sedikit waktu dan juga keuntungan, yang bisa menghindarkan dari lonjakan kasus dan kematian.

Lantas, melihat situasi kedaruratan yang masihterjadi namun publik justru mulai longgar dalam protokol kesehatan, bagaimana memastikan agar semua sektor tidak ragu untuk bersatu menghadapi Pandemi Covid-19 yang belum berakhir? Sudah masuknya 3 varian baru virus corona ke Indonesia—upaya antisipasi ekstra seperti apa yang mesti dipastikan Pemerintah?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Dr. Muhammad Atoillah Isfandiari, dr., M.Kes (Ahli Epidemiologi FKM Universitas Airlangga Surabaya); Dr. Arie Sudjito (Ketua Departemen Sosiologi FISIPOL Universitas Gadjah Mada Yogyakarta); dan dr Adang Bachtiar (Ketua Majelis Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)). (her/ yes/ ao)

Dengarkan podcast diskusinya: