Covid-19 di Indonesia Kian Genting, Langkah Apa yang Mesti Disengkuyung Bersama?

ICU
Ilustrasi

Semarang, Idola 92.6 FM – Kekhawatiran akan adanya lonjakan kasus Covid-19 sesudah libur Lebaran kini menjadi kenyataan. Jakarta dan lima provinsi lain di Jawa menjadi wilayah dengan kenaikan kasus positif Covid-19 mingguan tertinggi nasional. Dan, di sisi lain, Infeksi virus corona varian Delta dari India –yang cenderung lebih cepat menular turut menyumbang ledakan penambahan harian kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Bukan hanya nasi menjadi bubur akan tetapi karena penuhnya tingkat keterisian IGD oleh pasien, hal itu juga berdampak pada orang yang sakit di luar Covid-19.

Karena faskes didominasi pasien Covid-19 yang makin melonjak, seolah tak memberi ruang bagi pasien non Covid-19 padahal ada hak lain bagi pasien di luar Covid-19.

Hal ini misalnya, dialami oleh seorang warga di Kudus yang baru saja kehilangan ayahnya—setelah sekian lama tak menemu ruang IGD untuk menangani sang ayah.

Pemilik akun @linlindalie yang tinggal di Kudus mengishkan: Papahku (almarhum) kemarin pasien darurat kecelakaan tetapi gak ada satupun RS di Kudus yang mau nerima karena ruangan IGD full pasien Covid-19.

Nangis banget kehilangan separuh jiwaku. Kemudian ketika sudah di RS Elisabeth Semarang, papah perlu dirujuk ke RS lain untuk operasi dan cari ruang ICU semuanya penuh.

Berjam-jam dokter jaga IGD, aku dan keluarga berusaha maksimal untuk cari tetapi papah sepertinya sudah pengen istirahat. Insya Allah ikhlas. Terima kasih untuk doa, dan supportnya semua. Semoga papah ditempatkan di sisi terbaik Tuhan dan segala dosa beliau diampuni. Amin.

Maka, dalam situasi lonjakan Covid-19 terkini–yang juga telah berdampak pada kolapsnya faskes di sebagian daerah, bagaimana jalan keluarnya? Mestikah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)? Atau upaya lain apa lagi yang lebih efektif dalam penanggulangan Covid-19? Apa pula langkah-langkah penyerta yang mesti dilakukan untuk penanganan Pandemi? Betulkah, perlu ketegasan dalam upaya penegakan protokol kesehatan bagi masyarakat?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber yakni: Dr Windhu Purnomo (Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya) dan Prof Budi Haryanto (Epidemiolog Lingkungan Universitas Indonesia/ Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia). (her/yes/ao)

Dengarkan podcast diskusinya:

Artikel sebelumnyaMengenal Inovasi Teknologi Pengukuran Kadar Antibodi Covid-19 karya BPPT
Artikel selanjutnyaPatra Semarang Berbagi Sesama di Tengah Pandemi