Menyikapi Dunia yang Kembali Memasuki Fase Kritis Pandemi

Pandemi
images/aljazeera

Semarang, Idola 92.6 FM – Dunia kembali memasuki fase kritis pandemi. Fenomena itu antara lain ditandai dengan penambahan kasus baru di sejumlah negara dan terhambatnya proses vaksinasi di beberapa negara di Afrika. Tak hanya itu, di Eropa yang sistem kesehatannya cukup mendukung, warga dibayangi peningkatan jumlah kematian akibat Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan situasi pandemi belum berakhir dan jumlah kasus infeksi dan kematian akibat virus corona di dunia justru meningkat. WHO mencatat jumlah kematian akibat Covid-19 selama empat pekan meningkat. Pekan lalu tercatat 4,4 juta infeksi Covid-19 secara global.

Bagaimana dengan Indonesia?

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyatakan, vaksinasi Covid-19 di bulan April akan diprioritaskan untuk lansia atau di atas 59 tahun. Langkah ini ditempuh menyikapi keterbatasan jumlah vaksin akibat adanya embargo dari sejumlah negara produsen vaksin.

Akibat adanya embargo, program vaksinasi Covid-19 di Indonesia ke depan diperkirakan akan berjalan lebih lambat. Kebijakan embargo ditempuh sejumlah negara lantaran terjadi lonjakan kasus virus corona di wilayahnya.

Lantas, menyikapi dunia yang kembali memasuki fase kritis Pandemi—langkah apa yang mesti dilakukan pemerintah sebagai antisipasi? Bagaimana pula menjawab tantangan keterbatasan vaksin Covid-19?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Dr Windhu Purnomo. (her/yes/andi odang)

Dengarkan podcast diskusinya: