Mengenal Azwir Nazar, Direktur Yayasan Cahaya Aceh

Azwir Nazar
Azwir Nazar, Direktur Yayasan Cahaya Aceh. (Photo: dok Azwir)

Semarang, Idola 92.6 FM – Bencana gempa dan tsunami 2004 menjadi masa paling berat dalam hidup Azwir Nazar (37 tahun). Orangtua dan tiga saudara kandungnya menjadi korban yang hingga kita tak ditemukan jasadnya. Dia menyadari apa pun bisa hilang dalam sekejap. Hanya kebaikan yang abadi. Pada 2017, di tengah perkuliahan di Turki, sesekali dia pulang ke Aceh. Azwir melihat kondisi anak-anak di desanya kekurangan motivasi untuk belajar. Sebagian besar warga di Desa Lambada Lhok adalah nelayan dengan kelas ekonomi menengah ke bawah. Hanya beberapa orang yang mampu membiayai anak-anak ikut belajar privat.

Azwir berpikir untuk membangun balai edukasi dan taman baca. Aktivitas di balai bukan hanya belajar ilmu agama melainkan juga memiliki kelas-kelas peminatan seperti bahasa Arab, Inggris, dan Turki. Ada pula kelas melukis, menari, memanah, dan literasi. Azwir bersama para sukarelawan muda mengajar anak-anak di sana secara gratis.

Sebagai mahasiswa yang punya jaringan internasional, tidak sukar bagi Azwir untuk mendapatkan dukungan. Banyak kawannya di dalam dan di luar negeri mendonasikan buku bacaan, Al quran, dan mukena, ataupun menjadi pengajar secara sukarela.

Selengkapnya, mengenai sosok Azwir dan kiprahnya di bidang pendidikan, berikut ini wawancara radio Idola Semarang dengan Azwir Nazar, Direktur Yayasan Cahaya Aceh. (yes/her)

Dengarkan podcast wawancaranya:

Artikel sebelumnyaPemprov Akan Dekatkan Blora Dengan Lab PCR
Artikel selanjutnyaMerefleksi Hari Pahlawan: Bagaimana Melahirkan Lebih Banyak Jiwa-Jiwa Kepahlawanan Kepada Anak Bangsa?