Menuju Merdeka Berpikir dan Mengurai Masalah Mendasar Pendidikan Kita?

Out Of The Box

Semarang, Idola 92.6 FM – Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu amanah para pendiri bangsa yang di tuangkan ke dalam UUD 1945. Konotasi “mencerdaskan kehidupan bangsa” menggambarkan sebuah cita-cita serta harapan negara dalam upaya mendistribusikan pendidikan ke seluruh rakyat Indonesia agar tercapai kehidupan berbangsa dan bernegara yang hikmat dalam kecerdasan.

Upaya ini di perkuat lagi pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dasar dan negara wajib membiayainya. Artinya, negara dan pemerintah menjamin setiap warga negaranya untuk mendapatkan pendidikan. Seluruh harapan dan cita cita itu sungguh nikmat untuk di baca terlebih sembari di khayalkan.

Namun kita bertanya, hingga saat ini, sudahkah kita berada di jalan lurus dalam mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut? Tidakkah kita selama ini, setiap ganti presiden dan ganti menteri—juga selalu identik terjadi perubahan arah dan kebijakan Pendidikan?

Johanes Eka Priyatma
Johanes Eka Priyatma, Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Johanes Eka Priyatma-Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dalam opini “Merdeka Berpikir” di harian Kompas, Kamis (06/02/2020) menyatakan; selama ini perubahan kebijakan dan aturan pendidikan lebih berorientasi untuk mengatasi gejala atau symptom-nya saja, ketimbang membidik akar masalah. Gejala itu antara lain lemahnya kompetensi lulusan, rendahnya produktivitas dan kualitas karya ilmiah serta maraknya perilaku tak terpuji semisal korupsi oleh kalangan pendidik.

Berangkat dari pergulatan dan pengalaman Johanes selama menghidupi dunia pendidikan lebih dari 30 tahun, ia yakin bahwa persoalan mendasar pendidikan, adalah kegagalan kita mengantar anak-anak dan generasi muda untuk berpikir mandiri. Ketidakmandirian berpikir ini sudah sampai pada tahap akut sehingga banyak sarjana tidak berani dan tidak bisa membuat kalimat sendiri. Maraknya plagiasi menjadi bukti nyata rendahnya keberanian dan kemandirian berpikir ini.

Lantas, menuju Merdeka Berpikir dan mengurai masalah mendasar Pendidikan kita–Peta jalan apa yang mesti kita tempuh dalam upaya merumuskan kebijakan perbaikan mutu pendidikan? Dan, mesti dimulai dari mana upaya mewujudkan keberanian dan kemandirian berpikir ini?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu kita akan berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Johanes Eka Priyatma dan Pengamat Pendidikan dari Universitas Paramadina Jakarta, Mohammad Abduhzen. (Heri CS)

Berikut diskusinya: