Pemprov Jateng Percepat Penanganan Darurat Banjir Rob

Banjir Rob Kota Pekalongan
Banjir rob yang menggenangi wilayah Kota Pekalongan.

Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah akan memercepat penanganan darurat, terhadap bencana banjir rob yang terjadi di wilayah pantura. Yakni dari Kabupaten Brebes, hingga Demak. Termasuk, penanganan para pengungsi jika ada.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan bencana banjir rob yang terjadi di wilayah pantura Jateng itu, karena saat ini masuk musim pancaroba dan berpengaruh pada tinggi gelombang laut. Sehingga, air laut pasang itu melimpas ke daratan dan permukiman warga.

Ganjar menjelaskan, rencana sistematis penanggulangan rob di kawasan pantura Jateng itu sebenarnya sudah dilakukan dan direncanakan selesai akhir tahun ini. Namun karena terjadi wabah COVID-19, anggaran dari kementerian terkait dialihkan untuk penanganan pandemi.

Menurutnya, sebagai penanganan darurat bencana banjir rob sudah disalurkan dua ribu karung untuk bronjong tanggul ke Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan juga mendapat bantuan yang sama.

“Rencana sebenarnya penanggulangan sistematis sudah ada di sekitar Pekalongan. Dulu rencananya memang ini satu tahun anggaran, kalau tidak salah Rp90 miliar. Nah, karena ada COVID-19 ini maka kan refocusing terjadi di kementerian. Nah, sekarang dibuat multiyears. Ini yang sekarang kita lakukan tindakan darurat, dan saya pantau terus menerus. Nah, tindakan yang permanen tahun ini mulai akan dikerjakan. Saya meminta untuk segera bicara dengan BBWS, karena memang proyeknya dari sana. Kita hanya mensupport, dan menyiapkan tata kelola di daerah,” kata Ganjar, Jumat (5/6).

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, para bupati/wali kota yang wilayahnya terdampak bencana banjir rob sudah diminta mengeluarkan stok bantuan. Pemprov juga telah mengirimkan bantuan berupa sembako ke daerah-daerah terdampak, terutama di titik-titik pengungsian warga.

“Yang ngungsi kita perhatikan betul, tidak hanya soal makannya tapi juga protokol kesehatannya. Tetap pakai masker, dan diatur jaraknya,” pungkasnya. (Budi Aris )