104 Siswa SMKN 7 Semarang Ikuti Pembelajaran Tatap Muka

PTM di SMKN 7 Semarang
Siswa SMKN 7 Semarang jurusan listrik mengikuti pembelajaran tatap muka, Senin (5/4).

Semarang, Idola 92,6 FM – Sebanyak 104 siswa SMKN 7 Semarang mengikuti pembelajaran tatap muka, Senin (5/4). Siswa yang diperbolehkan mengikuti pembelajaran tatap muka hanya kelas X, sedangkan kelas XI-XIII mengikuti pembelajaran secara daring.

Kepala SMKN 7 Semarang Samiran mengatakan dari 609 siswa kelas X yang tercatat, hanya 104 siswa saja diperbolehkan mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Yakni, setiap jurusan hanya diikuti 13 siswa dari delapan jurusan di SMKN 7 Semarang.

Samiran menjelaskan, untuk uji coba pembelajaran tatap muka yang dilakukan mulai 5-16 April 2021 ini di sekolahnya lebih fokus pada kegiatan praktik siswa. Jam pelajaran dimulai pukul 08.00 hingga 10.00 WIB, dengan setiap mata pelajaran selama 30 menit untuk empat mata pelajaran setiap harinya.

Menurut Samiran, untuk mendukung pembelajaran tatap muka seluruh protokol kesehatan sudah dipenuhi. Bahkan, alat-alat praktik di laboratorium atau bengkel telah dilakukan sterilisasi sebelumnya dan kembali dibersihkan setelah digunakan.

“Kalau di SMK 7 kan 3,4 hektare ya luasnya, sehingga kalau hanya 100 siswa menurut saya sangat lengang. Sehingga, relatif seperti tidak ada siswa. Wastafel di setiap titik ada dengan sabun cuci tangannya, dan di setiap dinding juga ada hand sanitizer,” kata Samiran.

Sementara itu Rheinata, salah satu siswa kelas XI mengaku senang jika sekolahnya ditunjuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka di masa pandemi. Dirinya mengaku sulit mengikuti pembelajaran secara daring, karena materi pembelajaran sebagian besar praktikum.

“Sebagai anak SMK lumayan sulit, karena kita kan dituntut punya keterampilan. Jadi, untuk memiliki keterampilan yang lebih mungkin agak sedikit lebih susah. Belajarnya juga susah, karena tidak ketemu guru secara langsung itu juga halangan untuk kita belajar,” ucap Rheinata.

Rheinata berharap, uji coba pembelajaran tatap muka di sekolahnya bisa berhasil dan berjalan dengan lancar. Sehingga, akan ada peluang kegiatan belajar mengajar di sekolah bisa dimulai lagi meski hanya 50 persen saja. (Bud)