Bagaimana Mengantisipasi Agar Tak Terjadi Lagi Banjir Bandang Seperti di Batu Malang?

Banjir Bandang Malang
Tim SAR Gabungan menggunakan alat berat membersihkan sisa material banjir bandang di Desa Bulukerto, Kota Batu pada Jumat, 5 November 2021. (Photo/Liputan6)

Malang, Idola 92.6 FM – Hujan deras yang terjadi hampir selama dua jam pada Kamis (04/11) lalu memicu banjir bandang di Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Air bercampur lumpur dari hulu Sungai Brantas, yang membawa sampah dan batang pepohonan, memporakporandakan sejumlah desa dan sempat menghanyutkan setidaknya 10 orang dan korban jiwa sebanyak 6 orang. Dampak banjir juga dirasakan warga kota Malang yang tinggal di sepanjang Sungai Brantas.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan, salah satu penyebab terjadinya banjir bandang di Kota Batu, Jawa Timur, adalah hancurnya bendung alam akibat tingginya debit air dari hulu. Intensitas hujan tinggi membuat debit air di hulu menjadi lebih besar.

Hal itu, kemudian membuat airnya tertahan dan ketika mengalami overtop atau melimpas, bendung alam tersebut hancur. Ketika bendung alam ini hancur, lanjut Muhari, itu membawa tidak hanya pasir tapi juga volume air yang sangat besar beserta pohon-pohon ke bawah.

Lantas, bagaimana mengantisipasi agar tak terjadi lagi banjir bandang seperti di Batu Malang? Selain itu, bagaimana pula mitigasi yang perlu dilakukan, khususnya menghadapi La Nina?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Direktur Eksekutif Forest Watch Indonesia Mufti Fathul Barri. (her/ yes/ ao)

Dengarkan podcast diskusinya: