BI Dorong Peningkatan Ekspor Produk UMKM Jateng

Produk mebel asal Jateng
Kontainer yang membawa produk mebel asal Jateng sebelum dikirim ke Belgia.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah terus berupaya membantu dan mendorong para pelaku UMKM, agar bisa memasarkan produknya ke mancanegara. Salah satunya dengan membantu memfasilitasi pengiriman produk mebel buatan UMKM ke Belgia melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jumat (29/10) sore.

Kepala KPw BI Jateng Pribadi Santoso mengatakan sebenarnya kontribusi pelaku UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun Jateng cukup tinggi, dan mampu menyerap tenaga kerja hampir 90 persen dari angkatan kerja. Namun, kontribusi ekspor produk UMKM masih rendah dan kurang dari 15 persen.

Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi pelaku UMKM untuk bisa memasarkan produknya hingga ke luar negeri. Terutama, untuk pasar-pasar Eropa dan Amerika Serikat selain Jepang serta Tiongkok.

Pribadi menjelaskan, karena beberapa kendala yang dihadapi pelaku UMKM itu maka pihaknya mencoba memfasilitasi ekspor produk asal Jateng. Tujuannya, agar nilai ekspor produk UMKM bisa meningkat dan membantu pengusaha bangkit dari keterpurukan pandemi.

“Bahwa untuk perdagangan global ini masih banyak kendala. Misalnya biaya pengiriman mahal gitu kan, yang ini merupakan dampak dari harga minyak mentah naik. Kita bantu untuk saat ini saja, karena ada kendala di pengiriman. Karena, untuk menembus pasar ekspor itu enggak mudah,” kata Pribadi.

Lebih lanjut Pribadi mendorong dan meminta para pelaku UMKM asal Jateng, agar mempunyai akses pasar yang lebih luas melalui kegiatan ekspor.

Sementara itu salah satu pelaku UMKM mebel asal Kabupaten Klaten, Slamet Setyono mengaku memang kendala pengiriman produk ke luar negeri di masa pandemi cukup sulit. Bahkan, biaya yang dikenakan cukup mahal.

Menurut Slamet, banyak pembeli dari luar negeri yang kemudian menunda pembelian maupun pembayaran menunggu kondisi ekonomi global membaik.

“Sebetulnya untuk permintaan barang dari buyer itu meningkat, cuma kita disusahkan dengan rate container mahal. Hampir tiga kali lipat. Akhirnya, dari buyer itu pending untuk pengirimannya. Itu yang menyebabkan UMKM sedikit terhambat sirkulasi keuangannya, karena banyak barang yang pending,” ucap Slamet.

Slamet berharap, dengan fasilitasi KPw BI Jateng bersama Pemprov Jateng dengan pengiriman produk mebel ke Belgia akan membuka jalan ekspor bagi pelaku UMKM. (Bud)