Candi Prambanan Disiapkan Jadi Tempat Ibadah Umat Hindu Seluruh Dunia

Prambanan
image/istimewa

Semarang, Idola 92,6 FM – Salah satu candi terbesar yang ada di Indonesia, Candi Prambanan, disiapkan menjadi tempat ibadah terbesar umat Hindu di seluruh dunia. Selain itu, Candi Prambanan juga akan dikonsep sebagai destinasi wisata religi bagi umat Hindu.

Ketua Umum Tim Pencanangan Candi Prambanan Agus Wijaya mengatakan pencanangan Candi Prambanan sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu seluruh dunia itu, berasal dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menginginkan Candi Prambanan bisa menjadi sentra bagi umat Hindu di seluruh dunia. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di Semarang, baru-baru ini.

Agus menjelaskan, total umat Hindu di seluruh dunia ada 1,1 miliar orang dan menjadi target yang akan disasar. Sehingga, pemanfaatan Candi Prambanan untuk kepentingan tempat peribadatan umat Hindu dipandang tepat. Bahkan, UNESCO juga telah menetapkan Candi Prambanan sebagai situs warisan dunia dan candi terindah di dunia.

Menurut Agus, sebagai tahap awal dari pencananganan Candi Prambanan sebagai tempat ibadah umat Hindu dunia adalah akan diselenggarakan hari raya internasional yaitu Shivaratri atau Maha Shivaratri.

“Borobudur misalnya Waisak Day, sedangkan di Prambanan harinya Shivaaratri/Maha Shivaratri. Shivaaratri itu adalah malam Siwa, malamnya Tuhan. Kemudian kegiatan lainnya adalah hari raya nyepi, dan abiseka semacam ulang tahunnya Candi Prambanan. Kemudian ada lagi Festival Yoga. Sekarang kan yoga sedang ngetop gitu ya untuk semua agama,” kata Agus.

Lebih lanjut Agus menjelaskan, pada Januari 2022 mendatang akan dilakukan simulasi skala kecil pelaksanaan Shivaratri dengan mengundang perwakilan lembaga agama Hindu dari sejumlah negara. Tujuannya, sebagai latihan untuk nantinya saat dilaksanakan secara besar-besaran pada 2023 mendatang semuanya sudah siap.

“Masyarakatnya tentu juga harus disiapkan, untuk menyambut kegiatan berskala dunia tersebut. Tentu saja, para tamu yang datang butuh penginapan dan butuh makan. Ini banyak hal yang bisa melibatkan masyarakat untuk mendukung kegiatan berskala internasional,” pungkasnya. (Bud)