Dinas Kesehatan Terus Dorong RS di Jateng Tambah Kamar ICU

Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo
Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo saat menerima vaksinasi COVID-19 di RSUD Tugurejo Semarang.

Semarang, Idola 92,6 FM – Seluruh rumah sakit yang ada di Jawa Tengah, diminta untuk menambah jumlah kamar ICU guna penanganan pasien COVID-19 dengan disertai gejala. Sehingga, penanganannya akan lebih optimal dalam rangka penyembuhan.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo terus mendorong rumah sakit rujukan COVID-19 di provinsi ini, untuk menambah ruang perawatan intensif bagi pasien terpapar virus Korona. Sebab, masih ada beberapa kabupaten/kota di Jateng yang jumlah ruang perawatan intensifnya belum memadai.

Menurutnya, ada juga beberapa rumah sakit di kabupaten/kota yang memiliki cukup banyak ruang ICU non-COVID-19. Namun, untuk bisa mengubahnya menjadi ruangan khusus dibutuhkan persyaratan yang ketat.

Yulianto menjelaskan, ruang perawatan khusus bagi pasien COVID-19 berbeda dengan ruang isolasi. Sebab, kebutuhan ruang ICU untuk pasien COVID-19 harus lengkap peralatannya.

“Di tingkat provinsi itu sudah bagus jumlahnya, dilihat dari angka keterisiannya sudah 60 persen. Bahkan ada yang di bawah 60 persen. Berarti sudah bagus, cuma kalau kita lihat per kabupaten/kota itu menjadi ada kabupaten/kota yang menyediakan tempat ICU itu sedikit. Lha itu yang kita dorong untuk ditingkatkan,” kata Yulianto, kemarin.

Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, rumah sakit di kabupaten/kota minimal harus bisa menambah 15 kamar ICU. Beberapa daerah yang masih kurang harus bisa menambahnya, di antaranya adalah Kabupaten Banjarnegara masih ada delapan kamar ICU dan Batang baru ada satu kamar.

Menurutnya, semua rumah sakit rujukan COVID-19 sebetulnya sudah memiliki ruang perawatan intensif.

“Saya minta setiap kabupaten/kota siapkan kamar ICU, minimal 15 unit. Ini masih ada beberapa daerah yang ketersediaan tempat tidur di ICU masih kurang dari 15 kamar,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, kabupaten/kota yang memang masih kurang ruangan perawatan intensifnya untuk bisa segera menambahnya. (Bud)