Dinkes Jateng Imbau Faskes Aktif Input Data Pasien Yang Sembuh COVID-19

Yulianto Prabowo, Kepala Dinkes Jateng.
Yulianto Prabowo, Kepala Dinkes Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Kesehatan Jawa Tengah meminta fasilitas kesehatan (faskes), untuk aktif memberikan data terhadap kesembuhan pasien yang telah menyelesaikan isolasi mandiri atau terpusat. Tujuannya, untuk memberikan informasi terkini dari kasus aktif di Jateng saat ini.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan selama ini masyarakat yang terpapar COVID-19 dengan gejala ringan, diminta melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sedangkan dengan gejala sedang hingga berat, dirujuk ke rumah sakit. Pernyataan itu dikatakannya saat ditemui di kantor gubernur, belum lama ini.

Menurutnya, pasien tanpa gejala yang menjalani isolasi mandiri bisa melepas masa isoman apabila sudah menjalani isolasi selama 14 hari.

Yulianto menjelaskan, pasien-pasien yang menjalani isolasi mandiri karena tanpa gejala dan telah sembuh harus melaporkan kepada fasilitas kesehatan atau puskesmas setempat. Tujuannya, untuk mendapatkan surat keterangan selesai menjalani masa isolasi. Selain itu, petugas di fasilitas kesehatan atau puskesmas juga akan mencatat sebagai pasien yang sudah dinyatakan sembuh.

“Dia kalau tanpa gejala itu 14 hari otomatis sembuh. Nanti kalau sudah sembuh dikeluarkan dari sistem daftar aktif. Harus diinput oleh temen-temen di sistem, bahwa ini sudah sembuh. Kalau enggak diinput, catatannya itu masih aktif terus. Maka harus temen-temen di faskes, di lapangan, di dinkes atau puskesmas harus aktif untuk menginput warga yang sudah selesai isolasi itu dinyatakan sembuh. Atau warga yang dirawat dari rumah sakit dan dinyatakan sembuh, juga harus segera diinput dalam sistem,” kata Yulianto.

Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, keaktifan dari petugas kesehatan di puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya dalam mencatatkan pasien yang sembuh akan memberikan data akurat perkembangan COVID-19 di Jateng. Sehingga, kasus aktif di Jateng bisa berkurang karena pasien yang menjalani isolasi atau perawatan di rumah sakit sudah dinyatakan sembuh dan dikeluarkan dari daftar kasus aktif.

“Untuk itulah pentingnya pencatatan yang dilakukan, apabila pasien sudah dinyatakan sembuh. Jadi, kasus aktifnya berkurang,” pungkasnya. (Bud)