Kebijakan PPKM Dinilai Matikan Dunia Usaha

Semarang, Radio Idola 92,6 FM – Pemerintah didesak untuk mengevaluasi kebijakan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat yang sudah berjalan selama 17 bulan. Hal ini karena penerapan PPKM tidak memberikan dampak signifikan dan justru mematikan dunia usaha.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jateng, Billy Dahlan mengatakan, berdasarkan data, jumlah kasus covid-19 sebesar 3 juta kasus atau hanya 1% dari populasi Indonesia. Sementara kasus aktif dalam 17 bulan terakhir sebesar 550 ribu kasus, atau 0,19 % dari populasi.

“Apakah bener solusinya, dari masalah kesehatan yang dibawah satu persen, menghancurkan 90 persen social dan ekonomi masyarakat,” ungkap Billy.

Menurut Billy, pemerintah seharusnya sudah bisa memiliki pola penanganan dan cara yang lebih efektif agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan virus corona. Pihaknya khawatir jika pemerintah tidak segera membenahi kebijakan dalam penanganan Covid-19, maka akan berdampak pada krisis sosial, pangan hingga krisis keamanan.

“Ekonomi ini adalah tonggak dari sebuah negara. Kalau krisis ekonominya semakin lama, maka akan merembet ke krisis social, pangan, dan krisis keamanan sehingga negara jadi tidak kondusif,” tegas Billy

Billy mengatakan, pembenahan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan untuk menangani kasus aktif di Indonesia harus diutamakan. Apalagi pemerintah memiliki dana hingga ratusan triliun rupiah yang dialokasikan untuk penanganan Covid-19.

“Daripada dana yang ada hanya digunakan untuk bantuan dan insentif yang bertahan dua minggu atau satu  bulan, itu sama saja nguyahi segoro. lebih baik digunakan untuk menambah fasilitas kesehatan,” Ujar Billy.

Menurutnya pemerintah bisa menganggarkan dana Rp.1 triliun per kabupaten/kota, guna menambah setidaknya seribu tempat tidur untuk merawat pasien covid-19 dengan gejala ringan dan sedang. Sehingga rumah sakit bisa lebih focus pada penanganan kasus covid-19 dengan gejala berat.

“Selama masa PPKM bisa difokuskan pada penambahan fasilitas kesehatan. Jadi waktu PPKM di buka dan kasusnya meningkat kita sudah siap. Kan kita sudah tau karakternya covid seperti itu,” pungkasnya. (tim)