Mengenal Tea Jamaci, Teh Penurun Kadar Gula dalam Darah Inovasi Cut Mirna dan Thabed Tholib

Cut Mirna
Cut Mirna Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh. (photo dok Cut Mirna)
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Banyaknya orang yang mengidap kadar gula berlebih dalam darah, menggerakkan dua mahasiswa membuat formula teh yang mampu menurunkan kadar gula dalam darah.

Keduanya adalah Cut Mirna dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh dan Thabed Tholib Baladraf dari Universitas Jember, Jawa Timur.

Thabed Tholib Baladraf
Thabed Tholib Baladraf Mahasiswa Universitas Jember. (photo dok Cut Mirna)

Dari hasil penemuannya ini, keduanya berhasil meraih medali emas pada event Moscow International Salon of Inventions and Innovation Technologies “Archimedes” Russian. Acara itu diselenggarakan oleh Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA).

Mereka memberikan nama inovasinya Tea-Jamaci. Keduanya menciptakan produk teh ini di komunitas pondok inspirasi yang menjadikan mereka satu komunitas dan saling menuangkan ide. Cut Mirna menyebut, teh yang diciptakan terbuat dari rempah pilihan di Aceh dan Jember.

Tea Jamaci karya Cut Mirna
Tea Jamaci, inovasi karya Cut Mirna mahasiswi USK Aceh dan Thabed Tholib Baladraf dari Universitas Jember. (photo dok Cut Mirna)

Cut Mirna mengatakan, banyak investor yang mengunjungi produk mereka pada event Moscow International Salon of Inventions and Innovation Technologies “Archimedes” Russian. Walaupun diselenggarakan secara virtual dengan desain 3D, hal tersebut tidak menurunkan semangat mereka untuk menjelaskan detail produk. Cut Mirna berharap produk ini bisa dijual secara komersil di berbagai platform baik online maupun offline.

Selengkapnya, mengenal Tea Jamaci dan proses penemuannya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Cut Mirna, anggota tim peneliti dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh. (yes/her)

Dengarkan podcast wawancaranya: