Musibah KRI Nanggala-402, Akankah Menjadi Momentum Peremajaan Alutsista?

KRI Nanggala 402

Semarang, Idola 92.6 FM – Suasana duka masih menyelimuti keluarga besar TNI dan segenap bangsa Indonesia pasca musibah kapal selam KRI Nanggala-402 yang menewaskan 53 patriotnya. Air mata duka masih belum kering, dan doa baik masih terus dilangitkan…

Tapi, di balik itu semua, banyak pelajaran yang dapat dipetik dari musibah tenggelamnya KRI Nanggala-402 agar pengorbanan para patriot yang gugur tak sia-sia. Peremajaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk menggantikan yang tua dinilai mendesak. Kebutuhan untuk perawatan alutsista juga tak boleh ditawar. Sejumlah pihak juga mendorong dilakukannya audit alutsista secara menyeluruh untuk memastikan keselamatan prajurit TNI dan agar alutsista itu berfungsi optimal.

Di sisi lain, merespons kondisi alutsista kita, muncul gerakan yang diinisiasi publik untuk membeli kapal selam. Donasi senilai 365 juta Rupiah lebih terkumpul pada hari pertama kegiatan penggalangan dana yang diinisiasi pengurus Masjid Jogokariyan, Yogyakarta untuk membeli kapal selam pengganti KRI Nanggala-402 yang tenggelam. Kegiatan galang dana ini bertujuan untuk menggugah kepedulian masyarakat akan kelengkapan alutsista milik Indonesia sepeninggal KRI Nanggala-402 untuk selama-lamanya.

Lantas, musibah KRI Nanggala-402, akankah menjadi momentum peremajaan alutsista? Upaya evaluasi apa yang mesti dilakukan pemerintah dan tak bisa ditawar-tawar lagi, agar musibah Nanggala-402 tak kembali terulang?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Khairul Fahmi (Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS)); Prof Anak Agung Banyu Perwita (Pengamat Militer/ Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Pertahanan (Unhan) Jakarta); dan Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin (Anggota Komisi I DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan). (her/yes/ao)

Dengarkan podcast diskusinya: