OJK Siap Jadi Fasilitator Pemulihan Ekonomi UMKM

Aman Santosa
Aman Santosa, Kepala Kanreg III Jateng-DIY

Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Regional 3 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah-Yogyakarta siap memfasilitasi dan mengakselerasikan pemulihan ekonomi, khususnya dalam upaya mendukung kebangkitan pelaku UMKM. Salah satunya, mendukung program Dinas Koperasi dan UMKM Jateng melalui sejumlah klaster di 17 kabupaten.

Kepala Kanreg 3 OJK Jateng – DIY Aman Santosa mengatakan pihaknya siap membantu dan mengakselerasikan pemulihan ekonomi di sektor UKM, karena banyak klaster UKM unggulan yang tersebar di 17 kabupaten/kota di Jateng. Sebab, cukup banyak pelaku UKM yang membutuhkan pembiayaan dan pendampingan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan di masa pandemi.

Aman menjelaskan, program-program pemulihan ekonomi di Jateng yang berkaitan dengan sektor UMKM sudah cukup banyak digulirkan pemerintah. Melalui klaster UKM yang tersebar di 17 kabupaten/kota di antaranya adalah Kabupaten Pemalang, Purworejo, Sragen dan Rembang bisa menjadi jawaban mendukung pemulihan ekonomi kerakyatan.

Menurutnya, dalam klaster UKM yang ada di setiap kabupaten/kota itu paling tidak ada 3-4 UMKM binaan. Dalam upaya pemulihan sektor UKM, OJK berperan sebagai fasilitatornya.

“UMKM ini merupakan suatu sektor yang harus kita bangkitkan, di samping sektor-sektor yang lain. Karena apa, karena meskipun kontribusinya terhadap PDRB ini tidak tinggi-tinggi amat mungkin sekitar 10-15 persen tetapi ini menyangkut hajat hidup sekitar 15 juta penduduk Jawa Tengah,” kata Aman dalam sesi diskusi secara daring, kemarin.

Sementara Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng Ema Rachmawati menambahkan, sesuai amanat dari Undang-Undang Cipta Kerja memberikan prioritas kepada sektor UKM bangkit dan berkontribusi dalam perekonomian bangsa. Dengan dukungan OJK dan sektor perbankan lainnya, akan sangat membantu pemerintah dalam menyelesaikan tugasnya.

Menurut Ema, dukungan OJK dan sektor perbankan tidak terbatas pada akses pembiayaan saja tetapi juga solusi masalah lainnya. Misalnya persoalan bahan baku, tata kelola dan juga proses produksi serta pemasaran.

“Karena tidak mungkin pemerintah itu bisa berjalan sendiri. Kami juga memiliki keterbatasan yang sangat dalam menampung semua kebutuhan UKM yang ada di Jawa Tengah. Harapan kami, nanti ada perbankan atau pihak swasta berkolaborasi dengan kami dalam penanganan hulu sampai hilir di pelaksanaan pendampingan klaster,” ujar Ema.

Lebih lanjut Ema menjelaskan, dukungan lain yang dibutuhkan pelaku UKM di Jateng juga bisa berbentuk pembiayaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Sehingga, bisa dialokasikan untuk pendampingan klaster UKM di Jateng. (Bud)