Polda Jateng Bagikan 39 Ribu Paket Sembako ke Warga Terdampak PPKM Darurat

Bantuan Sembako PPKM
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi menyerahkan paket bantuan kepada salah satu pengayuh becak di Kabupaten Demak, Senin (19/7)

Semarang, Idola 92,6 FM – Polda Jawa Tengah membagikan 39 ribu paket sembako, dengan sasaran masyarakat kurang mampu yang terdampak pelaksanaan PPKM darurat. Beberapa penerima bantuan paket sembako itu di antaranya adalah pengayuh becak, pedagang kaki lima (PKL) maupun tukang ojek pangkalan.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan bantuan yang diberikan kepada masyarakat terdampak kebijakan PPKM darurat itu, agar mampu mengurangi beban keluarga kurang mampu. Pernyataan itu dikatakannya di sela pemberian bantuan di Kabupaten Demak, Senin (19/7).

Kapolda menjelaskan, bantuan yang dibagikan itu salah satu di antaranya berupa beras sebanyak 231 ribu kilogram. Tujuannya, agar masyarakat selama pelaksanaan PPKM darurat tetap dapat tercukupi kebutuhan sehari-hari.

Menurut kapolda, pembagian paket sembako kepada masyarakat kurang mampu juga menunjukkan kehadiran negara di tengah masih mewabahnya pandemi COVID-19 yang belum mereda.

“Seluruh polres wilayah Jawa Tengah melakukan hal yang sama. Dalam rangka apa, mengurangi beban masyarakat kita yang terdampak maupun yang sedang melakukan isolasi di rumah atau terpusat. Mereka yang terdampak itu, yakni masyarakat yang mempunyai implikasi terkait giat-giat masyarakat lainnya. Kita berbagi sedikit dari pemerintah, dalam rangka menyalurkan bantuan bagi masyarakat kita yang terdampak. Sehingga, tidak terasa bahwa COVID-19 ini kita tanggung secara bersama,” kata kapolda.

Lebih lanjut kapolda menjelaskan, pembagian sembako juga perwujudan kepedulian dari Polri untuk membantu masyarakat terdampak. Khususnya, masyarakat yang tidak bisa memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

Salah satu penerima bantuan, Mirah pedagang keliling di Demak mengaku senang. Dirinya berharap, bantuan tersebut bisa meringankan beban masyarakat yang kesusahan di masa pandemi ini.

“Dagangan sepi sekarang, pendapatan juga menurun. Sebelum ada PPKM darurat bisa bawa uang Rp700 ribu, sekarang paling hanya Rp500 ribu per hari,” ucap Mirah. (Bud)