Sistem Sanitasi Air Limbah Antarkan Mahasiswa Itera Lampung Juara III ajang Inovasi Sanitasi Internasional

Tim ITERA
Tiga Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Itera berinovasi membuat sistem sanitasi air limbah untuk daerah perdesaan. (Photo dok Fachry)

Lampung, Idola 92.6 FM – Tim mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung yang terdiri dari Gita Wulan Septiyani Pratiwi, Moh Fachry Ade Akbar, dan Rani Permatasuri meraih peringkat ketiga di ajang internasional 2nd Annual SanTech Hackathon. Acara diselenggarakan oleh International Finish Mondial pada 28 Juli 2021. Ketiga mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Itera berinovasi membuat sistem sanitasi air limbah untuk daerah perdesaan.

Fachry dan tim sebelumnya merupakan satu dari lima kandidat yang memelopori sistem sanitasi air limbah untuk daerah pedesaan. Mereka juga merupakan nominasi termuda diantara kelima finalis yang ada dan menjadi satu-satunya tim yang mewakili Indonesia. Kompetisi tersebut tidak hanya diikuti oleh kalangan mahasiswa tetapi juga peneliti dan lembaga secara umum.

Baffeld Chanel Septik Tank
Inovasi dari Tim Mahasiswa Itera dengan judul “Raised Toilet With Locally Available Filtration Medium”. (Photo dok Fachry)

Fachry dan tim akhirnya berinovasi membuat tangki septik yang cukup terjangkau, ramah lingkungan, dengan perawatan yang mudah. Tujuannya untuk meningkatkan sanitasi dan kehidupan masyarakat pesisir ke tingkat yang lebih baik.

Pengumuman Pemenang
Juri mengumumkan pemenang lomba Internasional 2nd Annual SanTech Hackathon. (Photo dok Fachry)

Selengkapnya, mengenal sistem sanitasi air limbah untuk daerah perdesaan yang mengantarkan tim mahasiswa Itera Lampung juara III dalam ajang inovasi sanitasi internasional, yakni Internasional 2nd Annual SanTech Hackathon, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Moh Fachry Ade Akbar, salah satu tim dan Mahasiswa Itera Lampung. (yes/ her)

Dengarkan podcast wawancaranya:

Artikel sebelumnyaMestikah Pandemi Menjadi Alasan Rendahnya Kinerja Dewan?
Artikel selanjutnyaWagub: Insentif Guru Agama Menunggu Pencairan