Tantangan Bulog Dalam Pengadaan Beras Terbentur Harga Petani

Miftahul Ulum
Miftahul Ulum, Kepala Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM – Pada tahun ini, Perum Bulog Kantor Wilayah Jawa Tengah ditargetkan pengadaan beras sebanyak 204 ribu ton. Namun ada sejumlah kendala yang dihadapi, di antaranya adalah tingkat harga di level petani masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP).

Kepala Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng Miftahul Ulum mengatakan target sebesar 204 ribu ton pengadaan beras sepanjang tahun ini, akan coba dipenuhi keempat cabang di wilayah Jateng kecuali Eks Karesidenan Kedu dan Banyumas. Sebab, pada tahun kemarin saja dari target 178 ribu ton beras yang ditetapkan bisa terrealisasi hanya 57 persen saja.

Miftahul menjelaskan, kendala yang dihadapi pihaknya adalah soal harga pembelian di tingkat petani. Sebab, harga di pasaran lebih tinggi bila dibandingkan ketentuan HPP. Sehingga, pihaknya tidak berani melakukan pembelian dan menunggu harga di tingkat petani sesuai HPP.

“Untuk pengadaan tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah, dengan Permendag Nomor 24 bahwa harga di Rp8.300 per kilogram dibeli Bulog. Memang tantangan pengadaan pembelian beras itu, tidak beda jauh dengan tahun 2020. Sesuai dengan petunjuk bapak direktur, akan fokus kepada pengadaan gabah nantinya. Sekarang belum pada panen, panen sih ada kecil-kecil tapi harga belum bisa masuk pada harga pemerintah untuk Bulog membeli,” kata Miftahul di kantornya, Kamis (4/2).

Lebih lanjut Miftahul menjelaskan, guna mengejar dan memenuhi target pengadaan beras sepanjang tahun ini telah disusun sejumlah strategis. Salah satunya dengan optimalisasi seluruh cabang di Eks Karesidenan Semarang, Pekalongan, Solo dan Pati untuk pendekatan kepada mitra-mitra petani dan calon mitra.

“Fokus kami nantinya pada on farm, supaya hasil dari panen petani bisa dibeli. Sehingga, petani sebagai mitra kami juga mendapatkan harga yang sesuai,” pungkasnya. (Bud)