Bagaimana Menghadirkan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa?

Pembelajaran berpusat pada siswa
photo/istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Kecakapan literasi dan numerasi siswa di Indonesia masih terbilang rendah, sejak jenjang sekolah dasar. Selain itu, para guru juga masih minim mendapatkan pelatihan dan pendampingan yang fokus pada peningkatan kualitas mengajar.

Berdasarkan data di Rapor Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), di jenjang SD, kemampuan literasi dan numerasi siswa masih di bawah 50 persen yang memenuhi kompetensi minimum. Padahal, literasi dan numerasi sangat penting untuk membangun kompetensi belajar sepanjang hayat.

Menghadirkan pembelajaran yang berpusat kepada siswa secara umum, masih menjadi tantangan bagi guru. Selama ini para guru terus terjebak pada pembelajaran di kelas yang terpaku pada buku teks. Para siswa sejak dari sekolah dasar dipaksa menjalani pembelajaran yang langsung melompat ke abstrak dan metode belajar yang pasti. Hal ini membuat siswa sulit memahami secara dan berpikir kritis.

Kalau literasi dan numerasi penting untuk membangun kompetensi belajar sepanjang hayat namun, guru masih mengalami kesulitan pembelajaran pada siswa terutama soal literasi dan numerasi. Lalu, terobosan atau metode apa yang mesti dilakukan untuk solusi persoalan ini? Jika kompetensi guru menjadi salah satu persoalan, maka bagaimana mestinya?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini/ radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, di antaranya: Dr. Itje Chodidjah, M.A (Pakar Pendidikan dan pelatihan guru/Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO), Dr Jejen Musfah, M.A  (Wasekjen PB PGRI), dan Tukiman Taruna (Pemerhati pendidikan dari Unika Soegijapranata Semarang). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: