BBM Sebabkan Jateng Alami Inflasi 1,19 Persen

Petugas SPBU
Pelayanan pembelian BBM di SPBU.

Semarang, Idola 92,6 FM – BPS Jawa Tengah menyatakan, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal September 2022 kemarin memicu terjadinya inflasi sebesar 1,19 persen. Dari enam kota yang dilakukan survei, semuanya mengalami inflasi di atas satu persen.

Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana mengatakan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kudus sebesar 1,65 persen, dan disusul Kota Surakarta sebesar 1,30 persen. Sedangkan Purwokerto mengalami inflasi 1,15 persen, Kota Semarang 1,13 persen dan Cilacap 1,11 persen. Sementara Kota Tengah, mengalami inflasi terendah hanya 1,09 persen. Pernyataan itu dikatakan melalui kanal YouTube BPS Jateng, kemarin.

Adhi menjelaskan, penyebab utama terjadinya inflasi adalah kenaikan harga BBM pada awal September 2022 kemarin yang ditetapkan pemerintah. Selain BBM, penyumbang inflasi lainnya adalah beras dan tarif angkutan antarkota serta biaya kontrak rumah.

Menurutnya, inflasi pada September 2022 sudah diprediksi akan dipicu dari kebijakan kenaikan harga BBM.

“Ada dampak terkait dengan kenaikan harga BBM yang terjadi di awal September kemarin, karena BBM cukup memegang peranan penting bagi aspek kehidupan masyarakat. Akibatnya menyebabkan inflasi kita tertekan atau meningkat cukup tinggi di atas satu persen. Yakni 1,19 persen. BBM itu andilnya sebesar 1,0848 persen, baik Pertalite maupun Pertamax mengalami kenaikan 30 persen dan 16 persen,” kata Adhi.

Lebih lanjut Adhi menjelaskan, meskipun terjadi kenaikan harga dan memicu laju inflasi tetapi ada juga komoditas yang menahan laju inflasi. Yakni penurunan tarif angkutan udara, bawang merah, daging ayam ras dan emas perhiasan.

“Tingkat inflasi tahun kalender di Jawa Tengah sebesar 5,11 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 6,40 persen,” pungkasnya. (Bud)