BI Jateng Gencar Sosialisasi QRIS ke Masyarakat

Belanja menggunakan uang digital
Masyarakat membayar belanja menggunakan uang digital di Angkringan Digital 2022 di Kelenteng Sam Poo Kong, Minggu (3/7).

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah terus gencar melakukan sosialisasi dan edukasi, soal pembayaran atau transaksi keuangan digital kepada masyarakat. Salah satu upayanya, semakin mengenalkan masyarakat tentang QRIS sebagai metode pembayaran digital yang mudah dan cepat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan meskipun generasi milenial sudah dianggap melek teknologi, namun pihaknya terus melakukan pendekatan dan edukasi serta sosialisasi tentang pembayaran keuangan digital. Sebab, saat ini populasi generasi muda cukup banyak di Tanah Air. Pernyataan itu dikatakan usai BI Jateng menggelar Fun Run 5K, Minggu (3/7).

Rahmat menjelaskan, melalui Angkringan Digital 2022 yang digelar bersamaan dengan Fun Run 5K itu pihaknya mencoba mengakselerasikan digitalisasi dan membiasakan masyarakat menggunakan digitalisasi pembayaran menggunakan QRIS.

Menurutnya, aplikasi QRIS yang diinisiasi sejak 2019 kemarin itu mampu memberikan kemudahan kepada masyarakat dan pelaku usaha dalam bertransaksi.

“Digitalisasi ekonomi ini kepada seluruh aspek perekonomian. Mulai dari digitalisasi pembayaran, digitalisasi UMKM dan kemudian digitalisasi transaksi keuangan pemerintah. Semua aspek masyarakat itu yang dalam perekonomian, memang baiknya sudah melakukan digitalisasi,” kata Rahmat.

Sementara itu Sekda Jateng Sumarno dalam acara yang sama menyatakan, bahwa saat ini memang sudah eranya digitalisasi pembayaran atau transaksi keuangan. Sehingga, masyarakat maupun pelaku usaha harus siap dan menerima perubahan sistem pembayaran tersebut.

Menurut Sumarno, digitalisasi pembayaran atau transaksi keuangan menjadi lebih efektif dan efisien.

“Kita juga mendorong pemerintah daerah, baik dari provinsi sendiri maupun kabupaten/kota. Karena transaksi keuangan secara digital ini, memang menjadi amanat dari pemerintah pusat bahwa kita mengembangkan digitalisasi transaksi keuangan. Dan bagi pemda adalah digitalisasi transaksi nontunai untuk penyelenggaraan pemerintah daerah,” ujar Sumarno.

Lebih lanjut Sumarno menjelaskan, dengan menggunakan gawai yang terkoneksi rekening tabungan pemilik akan memudahkan melakukan transaksi pembayaran secara digital. Selain itu, mengurangi membawa uang tunai dalam jumlah banyak juga akan menimbulkan rasa aman.

“Terlebih lagi, bisa terhindar dari yang namanya uang palsu atau bahkan takut dicopet dompetnya saat akan belanja di pasar,” pungkasnya. (Bud)