Dari Misi Perdamaian Presiden ke Rusia dan Ukraina, Prestasi dan Reputasi Seperti Apa yang Kita Peroleh Dari Dunia?

Putin
photo/istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo baru saja melakukan kunjungan ke dua negara yang sedang berkonflik, Rusia dan Ukraina. Kunjungan Presiden ke Ukraina dan Rusia menuai pujian dan sorotan dari berbagai pihak. Terlebih, Jokowi menjadi presiden Asia pertama yang mengunjungi kedua negara tersebut pasca perang pada Februari 2022 lalu.

Keberanian dan pilihan netral Presiden Jokowi, juga mengundang banyak pujian dari netizen internasional dan dari berbagai negara.Para netizen internasional menganggap Presiden Jokowi adalah seorang contoh pemimpin idaman.

Pada Rabu, 28 Juni lalu, Presiden Jokowi berkunjung ke Ukraina melakukan pertemuan dengan Presiden Zelensky. Selang sehari kemudian, dia bertolak ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Kunjungan Presiden ini sebagai membawa misi perdamaian dunia di tengah konfik Rusia dan Ukraina sejak Februari lalu. Presiden seolah memosisikan sebagai jembatan komunikasi di antara kedua negara.

Di tengah kunjungan kerja ke Rusia, Presiden menyampaikan bahwa dirinya telah berdiskusi dengan Vladimir Putin. Salah satu yang dibahas adalah mengenai masalah terganggunya rantai pasok pangan dan pupuk yang bisa berdampak kepada ratusan juta masyarakat dunia, terutama di negara berkembang. Dan, Putin pun kemudian menyatakan kepada publik bahwa ia akan memberikan jaminan keamanan pasokan pangan dan pupuk dari Ukraina maupun Rusia.

Lalu, dari misi perdamaian yang dibawa Presiden Indonesia bagi Ukraina dan Rusia; prestasi dan reputasi seperti apa, bangsa Indonesia di mata dunia?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, di antaranya: Teuku Rezasyah, PhD (Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjajaran Bandung), Vinsensio Dugis, PhD (Pengamat Hubungan Internasional Universitas Airlangga Surabaya), dan Dr Lely Arrianie (Pakar Komunikasi Politik Universitas Nasional). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Artikel sebelumnyaMengenal Inovasi Jambe-E, Piring Ramah Lingkungan dari Limbah Pelepah Pinang
Artikel selanjutnyaLewat Digitalisasi Pembayaran Bisa Cegah Kebocoran