Duh, Jateng Inflasi 0,75 Persen di Bulan Maret

Adhi Wiriana
Adhi Wiriana, Kepala BPS Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM – BPS Jawa Tengah menyebutkan, pada Maret 2022 kemarin terjadi inflasi sebesar 0,75 persen. Inflasi Maret 2022 merupakan yang tertinggi, bila dibandingkan bulan-bulan sebelumnya pada tahun ini.

Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana mengatakan pada Januari 2022 kemarin terjadi inflasi 0,43 persen, dan pada Februari 2022 hanya mengalami inflasi sebesar 0,01 persen. Pernyataan itu dikatakan saat menyampaikan rilis bulanan secara virtual, kemarin.

Menurutnya, inflasi yang terjadi pada Maret 2022 menjadi warning bagi pemerintah daerah setempat. Khususnya untuk memantau harga komoditas, agar tidak mengalami peningkatan di atas harga psikologis.

Adhi menjelaskan, karena April memasuki bulan puasa dan Mei perayaan Idul Fitri harus ada kebijakan khusus dari pemerintah untuk menjaga komoditas pangan. Tidak hanya soal harganya, tetapi juga stok atau ketersediaan di pasaran. Sebab, menjelang Lebaran di pertengah puasa biasanya akan terjadi peningkatan permintaan di pasar dan bisa menyebabkan inflasi lebih tinggi.

Dari enam kabupaten/kota yang dilakukan survei perkembangan harga, tertinggi Kabupaten Cilacap sebesar 1,19 persen dan terendah adalah Kota Semarang sebesar 0,66 persen.

“Ini menjadi satu warning atau early warning system bagi kita di Jawa Tengah, bagaimana supaya lebih berhati-hati dan memantau harga supaya tidak terlalu meningkat,” kata Adhi.

Lebih lanjut Adhi menjelaskan, pada Maret 2022 kemarin yang menyebabkan terjadi inflasi tinggi di Jateng adalah komoditas makanan minuman dan tembakau. Untuk telur ayam dan cabai merah memberi andil terhadap inflasi Jateng, masing-masing 0,08 persen sedangkan minyak goreng sebesar 0,05 persen dan angkutan udara sebesar 0,07 persen.

“Apalagi per April ini pemerintah menaikkan harga Pertamax, dari Rp9 ribu per liter menjadi Rp12.500 per liter. Ini akan memicu terjadi inflasi pada bulan berikutnya,” pungkasnya. (Bud)