Dukung UMKM Berdaya, Serabut Nusa Hadirkan Marketplace Berbasis Website Serabutnusa.com

UMKM berdaya
Untuk mendukung agar UMKM berdaya dan memperluas distribusi produk Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia berkolaborasi dengan Serabut Nusa menginisiasi marketplace berbasis website: serabutnusa.com. Diluncurkan pada Sabtu (01/10) di Serabut Nusa Office Jl Hos Cokroaminoto 20, Lt.2, Kab. Semarang. (Photo/Istimewa)

Ungaran, Idola 92.6 FM – Ekosistem pasar dan distribusi menjadi salah satu persoalan klasik yang dihadapi pelaku UMKM. Untuk menjawab tantangan itu, Coca – Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia berkolaborasi dengan Serabut Nusa menginisiasi marketplace berbasis website: serabutnusa.com.

serabutnusa.com diluncurkan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 pukul 08.00 WIB di Serabut Nusa Office Jl Hos Cokroaminoto 20, Lt.2, Kab. Semarang. Di sela-sela peluncuran juga digelar diskusi bertajuk “Akses Digital Siapa Yang Diuntungkan? Apakah Benar Untuk UMKM Naik Kelas?”.

Diskusi menghadirkan narasumber: Dimas Herdy Utomo (Founder Serabut Nusa), Windarsih (staf Pengembangan dan Promosi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)), Lintang Ratri (Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Undip), Armytanti Hanum Kasmito (Regional Corporate Affairs Manager CCEP Indonesia), dan Agus (pelaku UMKM/ produsen sale pisang).

Serabutnusa.com: Saluran Pemasaran Berkelanjutan

Dimas Herdy Utomo menyatakan, serabutnusa.com merupakan jawaban dari tantangan pada era digital saat ini. Selain mempersiapkan produk untuk bersaing di pasar digital, juga menyediakan saluran pemasaran berkelanjutan yang lebih luas. Dua hal itu selama ini kurang terjangkau oleh para produsen UMKM lokal, karena keterbatasan kapasitas produsen dalam memanfaatkan teknologi digital.

serabutnusa.com didesain untuk memasarkan produk dari satu produsen UMKM untuk setiap jenisnya, sehingga memberikan “persaingan” yang lebih sehat,” kata Dimas.

Model usaha ini, lanjut Dimas, diharapkan dapat memacu pertumbuhan produksi UMKM secara signifikan, agar dapat menyediakan lebih banyak jejaring bagi pertumbuhan UMKM. “Melalui serabutnusa.com, potensi jangkauan pemasaran produk lokal khas UMKM Indonesia dapat semakin berkembang dan memiliki daya saing yang kuat,” tuturnya.

Produk pangan UMKM
Beberapa produk pangan UMKM yang telah dikurasi dan bergabung dengan serabutnusa.com. (Photo/Heri CS)

Dikatakan Dimas, melalui program UMKM Berdaya yang didukung CCEP Indonesia, pihaknya menyasar bisnis skala rumahan, perusahaan rintisan (start-up) ini memfasilitasi UMKM untuk berjualan secara kolektif dan menghubungkan produsen UMKM dengan konsumen melalui website e-commerce. “Ini untuk menjawab tantangan pemasaran yang selama ini dihadapi pelaku UMKM,” tuturnya.

Dimas menambahkan, selain website, program pemberdayaan juga menyentuh saluran distribusi lain. Di antaranya, toko oleh-oleh “Pojok Serabut Nusa”, kemitraan dengan bisnis lain (modern market), serta reseller retailer system yang juga membuka peluang ekonomi untuk masyarakat.

“Kami percaya semua bisa untung. Pendampingan reseller secara aktif dengan kurikulum yang relevan dapat memberikan peluang yang lebih besar,” jelas Dimas.

Saat ini menurut Dimas, sudah ada sekitar 70 lebih UMKM di Jawa Tengah yang terdaftar di serabutnusa.com, tetapi yang sudah on board dan telah dikurasi produknya mencapai 150 produk. Kategori meliputi: makanan olahan, makanan jadi, minuman olahan dan kerajinan (craft).

“Salah satu yang membanggakan ada olahan pangan grubi karya pelaku UMKM di Kabupaten Semarang yang sudah merambah ke Turki, padahal awalnya dijual ke pasar dan warung di sekitar rumah,” tutur Dimas.

Pelaku UMKM dan Pemerintah Mengapresiasi Serabutnusa.com

Tak hanya kenaikan omzet, UMKM yang tergabung dalam ekosistem Serabut Nusa juga merasa terbantu dengan produk buatannya yang telah dikemas secara menarik, lengkap dengan branding yang melekat pada produknya seperti logo dan nama produk. Hal itu misalnya, bisa dilihat pada beberapa produk yang turut dipamerkan di sela-sela acara. Di antaranya, grubi, keripik sukun, emping jagung, ceriping pisang, tumpi rebon, dan keripik belut.

Produk lebih “terlihat” oleh konsumen yang dapat memilih langsung, serta lebih terjamin kualitasnya karena telah melalui proses kurasi yang panjang. Harga yang menarik, juga memungkinkan konsumen untuk menjualnya kembali sebagai reseller.

Agus, salah satu pelaku UMKM di Kabupaten Semarang menyambut baik hadirnya serabutnusa.com. Ia yang memproduksi sale pisang telah bergabung dengan Serabut Nusa dan telah merasakan dampak dari pemberdayaan ini.

“Dulu pusing memikirkan bagaimana memasarkan produk, untuk internet juga masih dibantu anak karena kurang mengerti. Kini, berkat pendampingan Serabut Nusa, bisa lebih fokus ke produksi,” kata Agus.

Hal serupa juga dilakukan CCEP Indonesia di Denpasar, Bali. Bekerja sama dengan Yayasan BEDO, konsep pengembangan bisnis kreatif menjadi tema yang diambil dalam proses pendampingan kepada 31 UMKM bidang kuliner di Bali. Mereka mendapatkan dasar-dasar konsep financial management seperti cara menghitung Harga Pokok Penjualan, pembukuan sederhana, juga kiat pengemasan produk yang menarik, hingga perluasan pemasaran melalui platform digital. Hal jaminan keamanan produk juga menjadi perhatian penting dalam menjaga keberlanjutan bisnis dari sisi kesehatan dan keamanan pangan.

Sementara itu, Windarsih, staf pengembangan dan promosi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemkab Semarang mengapresiasi upaya kolaborasi dalam program pemberdayaan UMKM yang telah dilakukan CCEP Indonesia dan Serabut Nusa.

“Kami berharap perusahaan lain memiliki pemahaman yang sama terhadap pemberdayaan, sehingga dapat memberikan dampak yang nyata,” kata Windarsih mengenai pentingnya pemberdayaan UMKM dari sisi pelatihan dan pendampingan.

Senada, Lintang Ratri, menyatakan, saat ini semuanya mengarah ke digital, sehingga penting bagi pengguna teknologi digital untuk dapat memanfaatkannya tanpa menjadi korban perkembangan teknologi digital tersebut. “Potensi besar era digital ini, salah satunya untuk akses pasar produk UMKM seperti yang dilakukan serabutnusa.com ini,” ujar Lintang.

Coca Cola dan Pemberdayaan Society

Sementara itu, Regional Corporate Affairs Manager CCEP Indonesia Armytanti Hanum Kasmito mengatakan, perusahannya memiliki visi pemberdayaan masyarakat (society). Karena, pada awal Coca Cola dirintis juga bermula industri rumahan (home industri). “Kami ingin bertumbuh bersama. Yang ingin tumbuh tak hanya Coca Cola namun juga UMKM,” kata Army.

Army menambahkan, program pengembangan UMKM melalui marketplace berbasis website: serabutnusa.com ditujukan untuk mengubah keterbatasan menjadi peluang bisnis. Dengan semangat kolaborasi yang saling menguntungkan, kami berharap platform digital dapat menjadi sarana memperluas pasar.

“Selain itu, ketika UMKM bisa tumbuh berkembang, maka secara tidak langsung akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi si pelaku UMKM dan masyarakat sekitar,” tandasnya.

Coca-Cola Europacific Partners Indonesia mengoperasikan delapan fasilitas manufaktur di Sumatera, Jawa dan Bali, mempekerjakan lebih dari 5.500 tenaga kerja, dan mendistribusikan jutaan minuman menyegarkan untuk lebih dari 450.000 outlet di seluruh Indonesia. “Kami juga berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif di setiap wilayah operasional dengan menjalankan berbagai inisiatif, seperti: Bali Beach Clean Up, Green School (Sekolah Adiwiyata), Coca-Cola Forest, serta pengembangan program bank sampah di beberapa kota,” kata Army dalam siaran persnya. (her)