Lestarikan Budaya, Dompet Dhuafa Jateng Gandeng Perkumpulan Seni Budaya Sobokartti Luncurkan Serambi Budaya

Serambi Budaya
Dompet Dhuafa Jawa Tengah bekerja sama dengan Perkumpulan Kesenian Sobokartti meluncurkan program Serambi Budaya di Kota Semarang (Sabtu, 29/10) lalu. (Foto Dok Dompet Dhuafa)

Semarang, Idola 92.6 FM – Dompet Dhuafa Jawa Tengah baru saja meluncurkan program Serambi Budaya di Kota Semarang (Sabtu, 29/10) lalu. Program Serambi Budaya adalah salah satu program Dompet Dhuafa yang berfokus pada upaya pelestarian budaya dan tradisi Indonesia. Program ini bekerjasama dengan Perkumpulan Kesenian Sobokartti, sebuah perkumpulan yang bergerak dibidang seni pertunjukan, seperti tari tradisional, perwayangan dan karawitan yg berdiri sejak 5 Maret 1920.

Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jateng Sadam Bustomi mengatakan, tujuan dari kerjasama ini adalah untuk melestarikan dan merawat seni budaya jawa khususnya di Kota Semarang agar terus berkembang. “Selai itu, untuk memacu generasi muda untuk menyukai dan terlibat di dalamnya agar regenerasi terus berlanjut,” kata Sadam dalam sambutannya.

Sobokartti sebagai sanggar seni tertua di Kota Semarang diharapkan menjadi role model bagi yang lainnya dalam mengembangkan seni budaya. “Dan, dengan kerjasama ini diharapkan dapat menyebarkan nilai-nilai kebaikan melalui seni budaya,” ujar Sadam Bustomi.

Serambi Budaya
Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk melestarikan dan merawat seni budaya jawa khususnya di Kota Semarang agar terus berkembang. (Foto Dok Dompet Dhuafa)

Pada acara ini juga dilaksanakan seminar budaya dengan tema “Peran Swasta dalam Perkembangan dan Revitalisasi Budaya”. Narasumber seminar ini terdiri dari Dr Y Tyas Catur Pramudi, S.Si. M.Kom, dosen UDINUS yang mengembangkan aplikasi E-Gamelan, sebuah aplikasi yang digunakan untuk belajar gamelan. E-Gamelan sendiri pernah “pentas” di Perancis atas undangan UNESCO. Dari unsur Pemerintah diwakili Arief Tri Laksono, SH selaku kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang serta Dompet Dhuafa diwakili Herman Budianto, MSi selaku General Manager Budaya dan Pendidikan Dompet Dhuafa.

Sebagai pembicara pertama sekaligus wakil dari pemerintah, Arief menyampaikan pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan berbagai pihak. Arief juga mengapresiasi kerjasama antara Dompet Dhuafa dan Sobokartti. Beliau juga menitikberatkan, “pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pendidikan Kota Semarang akan terus mendukung kegiatan dan upaya pelestarian seni dalam koridor undang-undang dan peraturan yang berlaku.”

Serambi Budaya
Sobokartti sebagai sanggar seni tertua di Kota Semarang diharapkan menjadi role model bagi yang lainnya dalam mengembangkan seni budaya. (Foto Dok Dompet Dhuafa)

Pada kesempatan yang sama, Dr Catur menyampaikan pentingnya inovasi dalam upaya pengembangan budaya. Produk-produk budaya seperti gamelan, tari adalah produk-produk inovasi, seperti juga pengembangan aplikasi E-Gamelan yang beliau kembangkan. Beliau juga menyampaikan bahwa budaya harus dianggap sebagai asset pengetahuan bangsa yang harus dijaga. Banyak produk budaya yang akhirnya punah, karena tidak adanya penerus dan ketidakmampuan bertahan menghadapi jaman. Salah satu upaya pelestarian budaya bisa menggunakan pendekatan SECI, yaitu Socialization, Externalization, Combination dan Internalization. Selain itu inovasi dan pengembangan budaya harus memberi nilai ekonomi agar mampu bertahan dan memiliki keunggulan kompetitif.

Sedangkan, Herman Budianto selaku GM Budaya dan Pendidikan Dompet Dhuafa menyampaikan, pentingnya akses informasi agar Sobokartti semakin dikenal masyarakat secara luas. “Sobokartti harus mampu menjadi simbol pengembangan budaya Jawa di Jawa Tengah,” harapnya.

Kegiatan Launching program Serambi Budaya dan Seminar Budaya ini dihadiri kurang lebih 50 peserta, terdiri dari wali murid, mahasiswa, pengurus Perkumpulan Kesenian Sobokartti dan masyarakat umum. Di sela-sela acara, Sobokartti mempersembahkan seni tari yang dibawakan oleh murid-murid Sobokartti. Tari pembuka adalah tari Semarang hebat, dibawakan empat penari perempuan sebagai sambutan kepada para hadirin acara. Kemudian dipenghujung acara juga ditampilkan tari Bambangan Cakil, yang menceritakan perang antara kesatria dan raksasa. Kedua tari yang disajikan sangat menghibur narasumber dan peserta seminar.

Di akhir acara, dilakukan penandatanganan MoU antara Dompet Dhuafa Jawa Tengah dan Sobokartti dimana nantinya Dompet Dhuafa Jawa Tengah akan berkontribusi membantu operasional kegiatan Sobokartti. Secara simbolis kerjasama dibuka dengan pemukulan gong oleh Sutrisno selaku Ketua Perkumpulan Kesenian Sobokartti dan Herman Budianto selaku Perwakilan Dompet Dhuafa. (ims/her)

Artikel sebelumnyaKapal Gas Attaka Pasok Gas Elpiji Jadi ke Semarang
Artikel selanjutnyaMengadu ke Dewan, Warga Meteseh Minta Mereka Mengecek Kondisi Pencemaran Udara di Wilayahnya