LPM Dompet Dhuafa Berikan Paket Sembako bagi LVRI Kota Bogor

LVRI Kota Bogor
Dalam momentum peringatan 77 tahun Kemerdekaan RI, LPM Dompet Dhuafa memberikan bantuan paket sembako dan santunan bai Veteran dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) kota Bogor, Selasa (16/8) lalu. (Photo/Istimewa)

Bogor, Idola 92.6 FM – Pada momentum peringatan 77 tahun kemerdekaan RI, Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa memberikan bantuan berupa paket sembako dan santunan kepada Veteran dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) kota Bogor, Selasa kemarin (16/8).

Kepala LPM Dompet Dhuafa M. Noor Awaluddin Asjhar menuturkan, penyerahan bantuan langsung dan anjangsana ini merupakan wujud ungkapan terima kasih dan penghargaan atas jasa para pejuang dan pembela kemerdekaan Indonesia.

“Kegiatan ini adalah salah satu bentuk penghormatan kepada para pelaku sejarah. Sudah sepantasnya menjadi perhatian bagi kita semua untuk tetap peduli terhadap kehidupan Veteran. Semoga bantuan ini bermanfaat, dapat membangkitkan semangat dan harapan baru bagi mereka,” tutur Awal dalam siaran persnya kepada radio Idola Semarang, Kamis (18/8).

Penyerahan bantuan ini pun mendapat apresiasi dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Bogor. Suratman, Wakil Ketua LVRI Kota Bogor, mengatakan, pihaknya sangat berterimakasih mendapatkan perhatian dan bantuan dari LPM Dompet Dhuafa, dengan semangat yang tinggi masih bisa meluangkan waktu dan peduli terhadap kehidupan para Veteran.

LVRI Kota Bogor
Dalam momentum peringatan 77 tahun Kemerdekaan RI, LPM Dompet Dhuafa memberikan bantuan paket sembako dan santunan bai Veteran dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) kota Bogor, Selasa (16/8) lalu. (Photo/Istimewa)

“Ini merupakan kegiatan yang luar biasa. Mudah-mudahan apa yang sudah diberikan mendapatkan balasan dari Allah swt,” ungkap Suratman.

Suratman menambahkan, LVRI kota Bogor yang merupakan wadah dan sarana perjuangan bagi segenap veteran akan terus aktif meningkatkan kesejahteraan anggotanya, peduli dan terus berjuang mengumpulkan dan mendata para pejuang yang selama ini dimakamkan di masing-masing tempat di wilayah kota Bogor untuk dilakukan pembenahan sebagaimana mestinya.

Samsudin Usman (91), salah satu anggota Legiun Veteran Republik Indonesia yang menerima bantuan paket sembako, telah berkarir di dunia militer selama kurun waktu 42 tahun (1946-1986). Pada usia 15 tahun beliau sudah maju di medan juang, tergabung dalam kesatuan Batalyon 313 Siliwangi. Empat predikat veteran dimilikinya yaitu, Veteran Pejuang 1945, Veteran Pembela Trikora 1962, Veteran Seroja 1975 dan terakhir di tahun 1976 menjadi Veteran Penjaga Perbatasan Luar Negeri, hingga akhirnya pensiun di tahun 1986 dengan pangkat akhir sebagai Kolonel TNI Angkatan Darat.

Samsudin meyampaikan rasa terima kasih kepada LPM Dompet Dhuafa atas bantuan yang diberikan. Selain itu beliau berpesan, “untuk pemerintah supaya lebih baik lagi dalam memperhatikan kehidupan para Veteran, seperti dengan memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan, dan kebijakan peraturan perundang-undangan yang bermanfaat bagi Veteran”.

Kegiatan ditutup dengan ziarah dan tabur bunga bersama di Taman Makam Pahlawan Dreded, Bogor Selatan, Kota Bogor.

Dompet Dhuafa Gelar Islamic Social Finance Di UIN Saizu Purwokerto

Sementara itu, di tempat lain, Lembaga Amil Zakat Nasional Djalaluddin Pane Foudation (LAZNAS DPF) bersama Dompet Dhuafa menggelar seminar dalam membahas filantropi dan pemberdayaan berbasis Islamic Social Finance (ISF) di UIN Prof. KH Saefudin Zuhri (Saizu) Purwokerto pada Jumat kemarin (12/08) lalu.

Seminar Dompet Dhuafa
Lembaga Amil Zakat Nasional Djalaluddin Pane Foudation (LAZNAS DPF) bersama Dompet Dhuafa menggelar seminar dalam membahas filantropi dan pemberdayaan berbasis Islamic Social Finance (ISF) di UIN Prof. KH Saefudin Zuhri (Saizu) Purwokerto pada Jumat kemarin (12/08) lalu. (Photo/Istimewa)

Pada seminar tersebut menghadirkan KH Wahfiuddin Sakam SE MBA, selaku Dewan Pembina DPF, Dewan Pengawas Syariah LAZNAS DPF dan Dompet Dhuafa, Ustaz H.Ahmad Fauzi Qasim selaku Sekretaris Dewan Syariah Dhuafa sebagai narasumber.

Kedua narasumber ini memiliki visi yang besar untuk membumikan Islamic Social Finance (ISF) sebagai sebuah alternatif pemberdayaan hari ini. Menurut Ustaz H.Ahmad Fauzi Qasim saat ini ditopang oleh zakat dan wakaf. Untuk zakat sendiri ada potensi sekitar Rp327 triliun yang sesungguhnya bisa dikelola.

Sayangnya, beberapa pemahaman masyarakat tentang zakat itu sendiri masih terbatas, belum dimaksimalkan secara baik. Hari ini dari seluruh total potensi yang ada, pencapaian penghimpunan zakat baru di sekitar Rp14 triliun saja. Di luar zakat, wakaf adalah potensi ISF yang juga masih belum secara utuh dipahami masyarakat.

Sementara, KH Wahfiudin Sakam dalam paparannya, menyampaikan, perputaran wakaf saat ini hanya berpusat pada 3 M, yakni Madrasah, Masjid dan Makam. Padahal, terdapat pilihan wakaf produktif yang pemanfaatannya bisa mendorong keberlanjutan dan pemberdayaan yang lebih jauh.

“Di beberapa negara mayoritas umat muslim, wakaf dipergunakan secara produktif sebagai penopang di sektor layanan publik seperti pendidikan hingga kesehatan. Misalnya, di Mesir kita tahu ada Universitas Al-Azhar, Kairo,” kata KH Wahfiudin.

Seminar Dompet Dhuafa
Lembaga Amil Zakat Nasional Djalaluddin Pane Foudation (LAZNAS DPF) bersama Dompet Dhuafa menggelar seminar dalam membahas filantropi dan pemberdayaan berbasis Islamic Social Finance (ISF) di UIN Prof. KH Saefudin Zuhri (Saizu) Purwokerto pada Jumat kemarin (12/08) lalu. (Photo/Istimewa)

Di Saudi Arabia sendiri, lanjutnya, saat ini, Wakaf Khalifah Utsman Bin Affan masih terdapat jejaknya. Indonesia sebagai negara dengan negara yang penduduknya mayoritas Muslim tentu masih memiliki harapan yang besar dalam memaksimalkan potensi ISF dalam menopang beberapa sektor pemberdayaan.

“Terutama dalam menciptakan fasilitas layanan masyarakat yang gratis dan berkualitas dari pengelolaan ISF,” ujar KH Wahfiudin.

Lebih lanjut, KH Wahfiuddin Sakam menyatakan bahwa seminar bersama UIN Saizu Purwokerto adalah ikhtiar untuk memulai langkah-langkah besar itu semua. khususnya secara total memang telah melakukan banyak ikhtiar dalam mengupayakan, mengenalkan dan menyadarkan banyak umat muslim yang sudah sampai nisab zakat mal-nya atau pun punya keberlebihan harta untuk diwakafkan. Apalagi ke depan, nazir wakaf akan dituntut lebih profesional dalam pengelolaan dan tentunya dalam pengembangan bisnis.

“Saat ini perguruan tinggi-perguruan tinggi Islam sudah mulai memikirkan proses pendidikan enginering. Pendidikan enginering itu adalah pendidikan yang berorientasi pada penemuan masalah yang bermuara pada solusi-solusi yang dihadirkan,” tambah KH Wahfiudin Sakam.

Seminar ini juga menjadi momentum penandatanganan kerjasama antara LAZNAS DPF dengan UIN Saizu Purwokerto di bidang pendidikan, penelitan dan pemberdayaan masyarakat. Kerja sama ini dianggap sudah sejalan dengan konsep pentahelix dalam upaya percepatan pembangunan di tengah-tengah masyarakat.

Selain itu, UIN Saizu Purwokerto sendiri, khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, memiliki program studi manajemen wakaf dan zakat. Tentu sangat besar harapannya untuk lahir dari program studi dari salah satu kampus besar Islam di Jawa Tengah ini para amil dan nazir yang profesional. (ims/her)