Menyoal Tumpang Tindih Klaim Soal Provinsi yang Sudah Melewati Puncak Covid-19

Masker
Ilustrasi/ISTIMEWA

Semarang, Idola 92.6 FM – Pemerintah pusat baru-baru ini menyebut tren penambahan kasus virus corona di DKI Jakarta mulai melewati puncak gelombang ketiga Covid-19. Sementara Banten dan Bali mulai menuju puncak tersebut. Meski demikian, penambahan kasus masih terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, dan Jawa Barat, Jawa Tengah.

Pemerintah kemudian menambahkan, pergeseran episentrum atau pusat penularan Covid-19 akan berpindah dari DKI Jakarta menuju Jawa Barat. Pusat penularan kasus Covid-19 akan terus berpindah dan diprediksi akan menuju luar Pulau Jawa dalam waktu dekat.

Pernyataan Pemerintah tersebut kemudian menuai reaksi dari sejumlah kalangan. Salah satunya Ikatan Doker Indonesia (IDI). Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban mengkritik pemerintah yang mengklaim sejumlah provinsi mulai menuju atau bahkan sudah melewati puncak dari lonjakan kasus Covid-19 yang merupakan dampak dari varian Omicron di Indonesia.

Zubairi mengingatkan bahwa jumlah penambahan kasus Covid-19 nyatanya masih terus meningkat. Penambahan kasus yang terjadi pada Rabu 16 Februari lalu bahkan sudah tembus 64 ribu lebih kasus dan terhitung merupakan rekor tertinggi selama pandemi Covid-19 menjangkiti Indonesia sejak 2 Maret 2020 lalu.

Lantas, tumpang tindih klaim soal provinsi yang sudah melewati puncak Covid-19, mana yang benar? Mungkinkah kita menyusul negara lain, yang memutuskan hidup damai dengan Covid-19? Upaya apa yang terus dipastikan dan tak boleh diabaikan seiring kita masih hidup bersama Covid-19?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban. (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: