Soal Ancaman Resesi, BI Jateng Beri Tips Jitu Mengatasinya

Rahmat Dwisaputra, Kepala KPw BI Jateng.
Rahmat Dwisaputra, Kepala KPw BI Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah memberikan saran dan tips, agar resesi tidak sampai ke Indonesia. Sebab, ancaman resesi yang bakal terjadi di tahun depan menjadi pembicaraan hangat belakangan ini.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan pemerintah pusat sudah memberikan sinyal, terkait adanya ancaman resesi pada tahun depan. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (9/11) sore.

Rahmat menjelaskan, memang ancaman resesi sekarang ini sedang ramai dibicarakan banyak orang di sejumlah forum formal maupun tidak formal. Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga beberapa kali kerap mengingatkan soal ancaman resesi di tahun depan.

Menurut Rahmat, ancaman resesi bisa dihindari jika pemerintah mengambil kebijakan secara tepat dalam upaya penyelamatannya.

“Ya kalau kita lihat kan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III saja sebesar 5,7 persen, tapi Jawa Tengah agak sedikit turun 5,3 persen. Pendorong utamanya adalah konsumsi masyarakat. Nah ini yang kita jaga melalui penjagaan daya belinya,” kata Rahmat.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, upaya yang bisa dilakukan pemerintah dalam mencegah masuknya resesi di Indonesia dengan adanya program bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat menengah bawah atau yang membutuhkan.

“Ketika investasi masuk, maka ada akan serapan tenaga kerja di sekitar lokasi usaha investor. Sehingga, mampu menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat,” jelasnya.

Diketahui, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan tentang ancaman resesi yang mengintai ekonomi global pada tahun depan.

Resesi terjadi karena sejumlah hal, dari mulai perubahan iklim hingga meningkatnya tensi geopolitik.

Menurut Sri Mulyani, APBN akan terus menjadi instrumen menjaga stabilitas perekonomian. Namun jika ancaman-ancaman tersebut tidak diantisipasi, maka APBN akan bocor.

“APBN akan tetap berperan sebagai shock absorber. APBN selalu menjadi instrumen penahan tekanan gejolak krisis, sama ketika pandemi kemarin,” ucap Sri Mulyani. (Bud)