Antisipasi QRIS Palsu, BI Jateng Beri Saran Begini

Transaksi menggunakan QRIS
Seorang pembeli membayar transaksi menggunakan QRIS.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah memberikan saran kepada masyarakat maupun pemilik merchant, untuk waspada terhadap kasus pemalsuan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Tidak hanya pelaku usaha, tetapi juga rumah ibadah yang menggunakan QRIS untuk menampung sedekah atau infak dari jamaah.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan kasus pemalsuan QRIS yang terjadi di Jakarta dengan menukar barcode sejumlah masjid merupakan kasus pertama. Hal itu dikatakan saat ditemui di sela pembukaan UMKM Gayeng di Tentrem Mal Semarang, Rabu (12/4).

Rahmat menjelaskan, sebenarnya pembayaran dengan QRIS sudah terjamin keamanannya karena mencantumkan nama merchant dan nominal transaksi.

Hal itu berbeda dengan sistem pembayaran nontunai di negara lain, yang tidak mencantumkan nama merchant.

Menurut Rahmat, agar tidak menjadi korban pemalsuan QRIS palsu itu maka masyarakat maupun pelaku usaha harus rajin melakukan pemeriksaan atau pemantauan barcode miliknya.

Tujuannya, agar terhindar dari aksi pemalsuan QRIS yang dilakukan pelaku tindak pidana.

“Kepada masyarakat hati-hati jangan asal tapping terus langsung bayar saja. Dilihat dulu namanya, karena QRIS di Indonesia sudah cukup aman sebenarnya.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, BI sudah melakukan kerja sama dengan asosiasi sistem pembayaran dan memberikan apresiasi kepada aparat kepolisian karena mampu mengungkap kasus pemalsuan QRIS tersebut.

BI bersama perbankan akan terus meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat maupun pelaku usaha, agar lebih berhati-hati dan menambah fitur pengamanannya.

“Merchant juga harus cek itu, agar jangan ada orang iseng nempel stiker QRIS palsu. Dua hari sekali dicek namanya benar apa tidak,” jelasnya.

Diketahui, kotak amal Masjid Nurul Iman Blok M Square dipalsukan seseorang.

Modus yang dilakukan dengan menempelkan QRIS palsu di kotak amal, dan diketahui bernama ‘Restorasi Masjid’.

Tempat lainnya juga dilakukan di Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. (Bud)