Bagaimana Mestinya Orangtua Memilih Sekolah Terbaik untuk Anak?

Berangkat Sekolah
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Memasuki bulan Oktober 2023 ini, masa pendaftaran sekolah swasta saat ini sudah dimulai. Sebagian orangtua yang anaknya akan memasuki usia sekolah tahun depan mulai berburu sekolah-sekolah terbaik. Namun, hal itu bukan perkara mudah sebab banyak hal yang harus ditimbang dan disiapkan oleh orangtua karena taruhannya adalah masa depan anak-anak.

Dilansir dari Kompas, Rabu (25/10), sejumlah kriteria ideal tentang SD dan SMP terbaik—mulai dirancang orangtua. Mulai dari sistem pengajaran dan kurikulum, rekam jejak sekolah, fasilitas yang dimiliki, jarak dari rumah, biaya yang harus dikeluarkan hingga lingkungan sekolah. Di luar pertimbangan prinsip, sebagian orangtua juga menimbang gengsi dan ego mereka tentang pendidikan terbaik untuk anak.

Menurut Ketua Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta Dr Weny Savitry S. Pandia, M.Si, semua tergantung visi dan misi orangtua—mau seperti apa keadaan anak yang diinginkan di masa depan.

Terkait persoalan ini, ada banyak alternatif yang bisa dipilih orangtua. Ada sebagian orangtua yang menekankan pentingnya pendidikan agama, sekolah dengan sistem akademik kuat, atau menginginkan anaknya menjadi warga global sejak dini.

Ada pula orangtua yang ingin anaknya menikmati sekolah alternatif—di lingkungan terbuka, atau ingin anaknya tumbuh dalam lingkungan yang heterogen—baik secara etnis, agama, maupun ekonomi.

Meski tidak bisa dipungkiri, sebagian orangtua, masih terjebak dalam ilusi tubuh perenang atau Swimmer’s Body Illusion yaitu terbalik dalam memahami antara faktor syarat masuk dengan hasil sehingga kerap kali menjadikan “sekolah favorit” atau “sekolah unggulan” sebagai pertimbangan untuk menyekolahkan anaknya.

Ilusi tubuh perenang kerap kali dipakai untuk menggambarkan bias logika dalam memahami persoalan. Bahwa seorang perenang profesional tidak mendapatkan tubuh yang sempurna karena rajin berlatih renang tetapi sebaliknya, justru karena ia memiliki tubuh yang sempurna maka ia dapat menjadi perenang profesional. Tubuh itu membantunya menjadi perenang yang baik. Bentuk tubuh adalah faktor seleksi bukan hasil kegiatan yang dilakukan.

Lalu, bagaimana mestinya Orangtua memilih atau mencari sekolah terbaik untuk anaknya? Apa saja pertimbangan-pertimbangan yang mesti dipikirkan orangtua? Bagaimana mengubah paradigma orangtua agar tidak terjerumus dalam ilusi tubuh perenang—sehingga tidak lagi terjebak pada “sekolah favorit” dan “sekolah unggulan” untuk menyekolahkan anaknya?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni Dr. Weny Savitry S. Pandia, M.Si (Ketua Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia/dosen Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya Jakarta), Muhamad Abduh Zein (Praktisi Pendidikan), dan Ki Darmaningtyas (Pengamat Pendidikan/ Pengurus Persatuan Keluarga Besar Tamansiswa). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: