Ekspor Jateng Alami Penurunan, Penyebabnya Ternyata Ini

Pengiriman produk furnitur
Pengusaha mebel asal Solo Raya saat pengiriman produk furnitur secara bersama.

Semarang, Idola 92,6 FM – BPS Jawa Tengah mencatat, nilai ekspor provinsi ini pada Juni 2023 sebesar US$ 860,63 juta atau mengalami penurunan 9,92 persen dibanding ekspor pada Mei 2023.

Apabila dibandingkan dengan ekspor Juni 2022, juga mengalami penurunan sebesar 21,78 persen.

Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan mengatakan penurunan ekspor pada Juni 2023 dibanding ekspor pada Mei 2023, disebabkan turunnya ekspor migas dan nonmigas. Hal itu disampaikan melalui siaran pers secara virtual, kemarin.

Dadang menjelaskan, ekspor migas turun sebesar 58,12 persen dari US$ 65,00 juta (Mei) menjadi US$ 27,22 juta (Juni) dan ekspor nonmigas mengalami penurunan sebesar 6,41 persen, dari US$ 890,46 juta (Mei) menjadi US$ 833,41 juta (Juni).

Penurunan ekspor migas disebabkan turunnya ekspor hasil minyak, sementara pada bulan yang sama tidak ada ekspor gas, gas alam dan minyak mentah.

Menurut Dadang, volume ekspor komoditas migas mengalami penurunan sebesar 54,11 persen dari saat Mei 2023 sebesar 140,21 ribu ton menjadi 64,34 ribu ton di Juni 2023 yang disebabkan turunnya komoditas hasil minyak.

Begitu pula dengan volume ekspor komoditas nonmigas mengalami penurunan sebesar 8,37 persen, dari 279,92 ribu ton pada Mei 2023 menjadi 256,50 ribu ton pada Juni 2023.

”Dari sisi volume, ekspor Jawa Tengah pada Juni 2023 turun 23,63 persen dibandingkan dengan ekspor Mei 2023 hal ini disebabkan turunnya volume ekspor migas dan non migas. Jika dibandingkan dengan volume total ekspor Juni 2022, volume total ekspor Juni 2023 tercatat mengalami penurunan sebesar 19,47 persen,” kata Dadang.

Lebih lanjut Dadang menjelaskan, tiga negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Jateng pada Juni 2023 adalah Amerika Serikat dengan nilai US$ 324,34 juta disusul Jepang US$ 78,24 juta dan Tiongkok US$ 46,30 juta.

Kontribusi ketiganya sebesar 52,91 persen selama Januari-Juni 2023.

“Neraca perdagangan Jawa Tengah pada Juni 2023 defisit US$ 91,30 juta, dan neraca perdagangan migas mengalami defisit US$ 418,75 juta. Sedangkan neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus US$ 327,45 juta,” pungkasnya. (Bud)