Lewat Wayang Orang, BI Jateng Kampanyekan Cinta Rupiah

Wayang Orang
Kepala KPw BI Jateng Rahmat Dwisaputra (tengah) berperan sebagai Batara Guru di pagelaran wayang orang "Mbangun Suralaya".

Semarang, Idola 92,6 FM – Pagelaran wayang orang yang biasa dimainkan saat kegiatan sedekah bumi di desa-desa, ternyata juga mampu menjadi alat kampanye kepada masyarakat untuk cinta dan paham terhadap Rupiah.

Hal itu dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah dengan menggandeng Badan Musyarawah Perbankan Daerah (BMPD) Semarang, untuk mengkampanyekan Gerakan Cinta, Bangga dan Paham (CBP) Rupiah.

Bertempat di Borsumy Heritage di Kawasan Kota Lama Semarang, digelar pagelaran wayang orang dengan tema ‘Mbangun Suralaya’, pekan kemarin.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan tidak hanya dengan pimpinan perbankan yang ada di Kota Semarang saja, tapi nguri-uri budaya Jawa itu melibatkan Kelompok Wayang Orang Ngesti Pandowo.

Mbangun Suralaya diangkat sebagai judul pagelaran, sebagai pengingat pentingnya sinergitas dan kolaborasi dari berbagai pihak dalam membangun peradaban yang gemilang.

Rahmat menjelaskan, cerita besar pagelaran sejalan dengan pengejawantahan beragam sinergi program Bank Indonesia bersama segenap stakeholders dalam membangun perekonomian Jateng yang solid.

Selain mengangkat tema sinergi dan kolaborasi, Bank Indonesia juga menyampaikan edukasi mengenai CBP Rupiah sebagai salah satu wujud pembentukan karakter bangsa.

“Melalui pentas ini masyarakat kami ajak untuk senantiasa menjaga dan merawat Rupiah dengan baik, serta cermat membelanjakan Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di NKRI. Selain itu, masyarakat kami imbau untuk meningkatkan pemahaman dalam mengenali keaslian uang Rupiah,” kata Rahmat.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, melalui media kultural pewayangan tersebut diharapkan selain memelihara kesenian tradisional juga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap esensi merawat Rupiah.

Hal itu sebagai identitas bangsa serta semakin memerkuat sinergitas, dan kolaborasi dalam membangun Jateng.

“Kalau Rupiah dirawat dan dijaga dengan baik serta diperlakukan dengan baik juga, maka itu menjadi bagian untuk menjunjung Rupiah sebagai mata uang bangsa,” jelasnya.

Diketahui sejumlah pimpinan KPw BI Jateng yang bermain wayang di antaranya adalah Rahmat Dwisaputra sebagai Batara Guru, Junanto Herdiawan sebagai Prabu Puntadewa dan Ndari Surjaningsih sebagai Batari Probosini.

Kemudian sejumlah pimpinan perbankan di Kota Semarang di antaranya Plt Dirut Bank Jateng Irianto Harko Saputro sebagai Batara Brahma, Pemimpin BNI Kantor Wilayah 5 Semarang I Gusti Nyoman Dharma Putra sebagai Bimasena, perwakilan Bank Mandiri Dorkas Minar Gandaria Pasaribu sebagai Nyonya Besar dan perwakilan dari BRI Ridal Agus Prabowo sebagai Gatot Kaca serta perwakilan dari BCA Widjaja Stephen sebagai Batara Janaka. (Bud)

Artikel sebelumnyaBagaimana Posisi Keputusan MA Pasca Tercorengnya Nama Baik Beberapa Hakim Agung-nya?
Artikel selanjutnyaPerkuat Literasi Perpajakan, DJP Jateng I Buka Tax Center di Stekom