MAJT di Magelang Mengadopsi Kearifan Lokal

Groundbreaking MAJT di Magelang
Proses groundbreaking Masjid Agung Jawa Tengah atau MAJT di Kabupaten Magelang, Selasa (31/1/2023). (Photo/Istimewa)

Semarang, Idola 92,6 FM – Pemprov bersama Pemkab Magelang membangun Masjid Agung Jawa Tengah di Kecamatan Mungkid, dengan mengusung konsep kearifan lokal.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Cipta Karya Jateng Hanung Triyono mengatakan pembangunan MAJT diinisiasi 2019, namun sempat terkendala karena pandemi Covid-19. Pernyataan itu disampaikan di sela ground breaking pembangunan MAJT di Magelang, kemarin.

MAJT dibangun di Desa Sawitan, Kecamatan Mungkid di Kabupaten Magelang.

Hanung menjelaskan, MAJT berdiri atas lahan seluas lima hektare hasil kolaborasi pemprov menyediakan 3,2 hektare dan Pemkab Magelang 1,6 hektare serta Kementerian Agama seluas 0,13 hektare.

Hanung menjelaskan, hasil lelang konstruksi senilai Rp118 miliar dan pembangunan MAJT ditargetkan akan selesai pada November 2023.

Desain MAJT Magelang menyesuaikan peraturan yang ada, dan terikat pada peraturan daerah juga pengembangan destinasi Borobudur.

Menurutnya, pembangunan masjid akan mengadopsi kearifan lokal.

Dimensi besaran massa dan ketinggian menara, tidak boleh melebihi pelataran Borobudur.

MAJT Magelang terdiri dua lantai, yang bawah Islamic center dan plaza dan lantai dua untuk salat.

“Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah di Magelang ini sudah diinisiasi sejak 2019, kerja sama antara Provinsi Jawa Tengah dengan Kabupaten Magelang. Kebutuhan lahan hampir lima hektare dan telah selesai pengadaan lahannya di tahun 2022,” kata Hanung.

Lebih lanjut Hanung menjelaskan, MAJT Magelang mampu menampung ribuan jamaah atau sekira lima ribuan orang.

Diketahui Pemprov Jateng melakukan pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Kabupaten Magelang, dan dibangun di atas lahan seluas lima hektare itu.

Pemprov menggandeng Pemkab Magelang dan kantor Kementrian Agama (Kemenag) setempat.

Kabupaten Magelang dipilih sebagai lokasi pembangunan MAJT, karena mampu menjadi simbol kerukunan antarumat beragama.

Nantinya, MAJT diharapkan menjadi pusat moderasi beragama. (Bud)

Artikel sebelumnyaIPK Indonesia tahun 2022 Terburuk Sepanjang Era Reformasi: Bagaimana Cara Kita Keluar dari Kungkungan Korupsi?
Artikel selanjutnyaDana Bagi Hasil Cukai Naik Jadi 3 Persen Tahun Ini