Membaca Buku Mendukung Kesehatan Mental: Lalu, Bagaimana Mendorong Agar ‘Kegemaran dan Kebiasaan’ Ini Bisa Diadopsi oleh Masyarakat?

Membaca Buku
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Rendahnya tingkat literasi menjadi salah satu persoalan mendasar bagi pendidikan di Tanah Air. Hasil Asesmen Nasional 2021 menunjukkan satu dari dua siswa di Indonesia belum mencapai kompetensi minimum literasi.

Padahal, ada banyak manfaat yang didapat dari proses membaca pada anak sejak dini. Beberapa manfaat itu antara lain: membaca buku sejak dini dapat meningkatkan kesehatan mental anak, termasuk pengetahuan, empati, daya konsentrasi dan IQ.

Membaca buku pada masa anak-anak tidak sekadar meningkatkan kognisi yang meliputi proses menyerap pengetahuan, memahami, dan menganalisis. Hal ini juga membentuk pengalaman menyenangkan bagi anak yang mendukung kesehatan mental saat mereka remaja dan dewasa.

Hal itu disampaikan Hesti Lestari dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dilansir dari kompas.id (0712/2023). Menumbuhkan minat baca pada anak perlu dilakukan sejak dini. Anak mulai belajar bahasa lisan ketika mendengar orang-orang di dekatnya berbicara, tertawa, dan bernyanyi. Anak kemudian memahami bahasa tertulis saat mendengar orang dewasa membaca buku, koran, dan majalah. Pengalaman itu akan membangun memori menyenangkan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

Kalau, begitu besarnya manfaat membaca sebagai bekal seorang anak; maka, bagaimana kegemaran dan kebiasaan ini bisa diadopsi secara luas oleh masyarakat kita? Selama ini apa saja kendalanya? Dan, bagaimana terobosan yang perlu dilakukan untuk mengatasi kendala itu?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: