Mengenal Aplikasi SatuJantung 2.0 Bersama dr. Beta Ahlam Gizela Dosen UGM

App SatuJantung
Aplikasi SatuJantung 2.0 karya dr. Beta Ahlam Gizela, DFM, Sp. FM Subsp. FK(K), dan suaminya, dr. Nurkholis Majid, M.Kes. Keduanya dosen di Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.(dok istimewa)

Yogyakarta, Idola 92.6 FM – Untuk mengatasi problem penyakit jantung dadakan, dr. Beta Ahlam Gizela, DFM, Sp. FM Subsp. FK(K) membuat inovasi aplikasi SatuJantung 2.0. Dokter Beta Ahlam adalah dosen di Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Bersama sang suami, dr. Nurkholis Majid, M.Kes yang juga dosen di FKKMK UGM, keduanya berkolaborasi untuk menciptakan aplikasi tersebut.

Pasangan ini terinspirasi membuat aplikasi SatuJantung 2.0 karena mendapati putra mereka (Ahnav Bil Auvaq, usia 15 tahun) mengalami serangan jantung mendadak.

“Anak saya waktu itu umur 15 tahun, kan usia yang masih sangat muda, orang nggak nyangka kalau ada gangguan jantung biasanya. Lalu dokter yang menangani bilang, ini kalau orang tuanya bukan dokter nih, anak lewat nih, gak bakal kedeteksi. Ini pasien saya yang paling muda untuk kasus begini Se-Asia Pacific,”cerita dokter Beta tentang awal mula terinspirasi membuat aplikasi SatuJantung 2.0 kepada radio Idola, pagi (13/06) tadi.

Menurut Beta, setelah mengurus sang anak yang terkena serangan jantung, ia dan suami, berpikir untuk orang tua yang lain.”Ini ada kebutuhan untuk ibu-ibu, bapak-bapak yang lain, yang kalau tiba-tiba mengalami di sekelilingnya, harus ada cara mengenali dan menolong awal,”tutur dokter Beta yang mencatatkan inovasi tersebut ke HAKI tahun 2019.

dr Beta Ahlam Gizela
Dr. Beta Ahlam Gizela, DFM, Sp. FM Subsp. FK(K), dan suaminya, dr. Nurkholis Majid, M.Kes dosen di Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta bersama sang putra, Ahnav Bil Auvaq. Kala usia 15 tahun, Bil mengalami gangguan jantung. (Dok Beta)

Agar aplikasi ini semakin dikenal, mereka terus mengenalkan kepada masyarakat umum. Melalui pengabdian masyarakat seperti lewat KKN, mahasiswa, ke sekolah, Dinas Pendidikan, dan ibu-ibu dasawisma.

Beta mengatakan serangan jantung ada bermacam-macam yakni karena jantung koroner dan karena kelistrikannya.”Itu bisa menyerang berbagai usia. Tapi hasil riset terakhir ini justru jantung koroner itu makin muda kejadiannya. Bahkan remaja itu bisa mengalami, secara pola hidup yang berubah,”tambah dokter Beta.

Selain mengajak driver ojek online, Beta juga menyampaikan masyarakat umum bisa membuka modul online kasihpaham.org. “Di sana ada panduannya semua. Itu memang kami buat modul online untuk pembelajaran masyarakat umum,”ungkapnya.

Lalu, bagaimana perkembangan aplikasi SatuJantung 2.0 dan bagaimana cara membantu orang yan terkena serangan jantung?

Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama dr. Beta Ahlam Gizela, DFM, Sp. FM Subsp. FK(K), Dosen di FKKMK UGM Yogyakarta/pembuat aplikasi SatuJantung 2.0.(yes/her)

Simak podcast wawancaranya: