Perpustakaan Harus Bertransformasi Di Era Digital  

Semarang, Radio Idola 92,6 FM – Perpustakaan harus bertransformasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat di tengah era digital dan maraknya media social.

Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang – Endang Sarwiningsih Setyawulan mengatakan, maraknya informasi yang bisa diakses melalui gadged sangat berpengaruh pada minat baca masyarakat.

“Kalau data dari UNESCO saat ini perbandingan orang yang suka membaca sebesar 1:1000,” ujarnya di sela acara bedah buku dalam rangka hari kunjungan perpustakaan dan launching pojok braile oleh BI Jawa Tengah rabu (13/9/2023)

Endang menyebutkan bahwa kunjungan secara fisik ke perpustakaan di kota Semarang mengalami penurunan sejak pandemi covid-19, dari rata – rata 200-300 orang menjadi 40-50 orang perharinya. Namun demikian kunjungan secara online atau yang mengakses e-book justru meningkat pesat hingga 4 juta orang.

“memang kunjungan fisikapalagi sejak pandemic kemarin mengalami penurunan. Tapi kunjungan secara digital justru  mengalami peningkatan,” ujarnya

Untuk itu pihaknya mendorong agar perpustakaan juga menyediakan buku – buku yang  bisa diimplementasikan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan maupun taraf hidup mereka.

“perpustakaan bisa menyediakan buku -buku yang bisa diimplementasikan menghasilkan barang dan jasa sehingga pemustakanya ini bisa menghasilkan pendapatan,” ujarnya

Ia mengapresiasi perpustakaan Bank Indonesia Jawa Tengah yang juga menyediakan pojok braile  untuk masyarakat berkebutuhan khusus.

“ Alhamdulillah BI sudah merintis memberikan pojok braile, kita juga memberikan tidak hanya kepada orang – orang normal tetapi juga melayani orang – orang yang berkebutuhan khusus,” ungkapnya.

Sementara itu kepala perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra mengungkapkan, pojok braile diharapkan bisa mempermudah penyandang  tunanetra mengakses buku. Saat ini BI JAteng menyediakan sedikitnya 25 buku, yang akan dikembangkan baik fisik dan non fisik.

“koleksinya memang belum terlalu banyak karena awalmasih ada 25. Nanti kita kembangkan , jadi ada buku fisik dan non fisik,” ujar Rahmat

Selain menyediakan pojok braile, pihaknya juga membuka pojok BI di sekolah – sekolah sebagai upaya untuk mendorong literasi siswa terkait dengan perbankkan.

“ya tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Nantinya harapannya mereka juga bisa menjadi karyawan BI dengan pengetahuan yang cukup,” pungkasnya