PGN-Pertamina NRE Jajaki Kerja Sama Bisnis Rendah Karbon

PGN dan Pertamina NRE
PGN dan Pertamina NRE menjalin kerja sama dalam pengembangan bisnis energi rendah karbon dan terbarukan.

Semarang, Idola 92,6 FM – PGN dan Pertamina Power Indonesia selaku Subholding Power & Renewable Energy (Pertamina NRE) menjajaki potensi kerja sama, dalam pengembangan bisnis energi rendah karbon dan terbarukan.

Yakni meliputi Green Hydrogen and Ammonia (Liquid Hydrogen) dan Biomethane.

Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan pihaknya menandatangani nota kesepahaman, bersama Pertamina NRE yang diwakili Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Fadli Rahman.

Menurut Arief, kerja sama bisnis rendah karbon meliputi pengembangan bisnis hidrogen rendah karbon dan ammonia rendah karbon serta biomethane maupun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Selain itu juga bisnis gas/LNG to power rendah karbon, bisnis energi terbarukan serta perdagangan karbon kredit.

Arief menjelaskan, kerja sama itu berorientasi pada bisnis masa depan yang semakin ramah lingkungan.

Nantinya, kerja sama tersebut akan dapat memerkuat peran Subholding Pertamina Group dalam rangka mencapai target Net Zero Emission (NZE).

“Baik PGN dan Pertamina NRE telah sepakat untuk menjalankan beberapa kajian atau studi kelayakan yang meliputi aspek teknis dan teknologi, pasar, keekonomian, bisnis, lingkungan, hukum, risiko ataupun aspek lainnya untuk pelaksanaan proyek. Untuk target NZE dan di masa transisi energi semua elemen energi ramah lingkungan harus dilibatkan, maka PGN juga bersiap terjun pada bisnis ini. Dengan portofolio yang dimiliki, PGN juga menjadikan kerjasama dengan Pertamina NRE ini untuk memperpanjang rantai bisnis,” kata Arief.

Lebih lanjut Arief menjelaskan, sinergi antarsubholding menunjukkan kesungguhan Pertamina dalam mendukung aspirasi NZE 2060 melalui inisiatif pengembangan energi baru dan terbarukan.

Baik PGN maupun Pertamina NRE memiliki semangat yang tinggi, agar dari kerja sama tersebut tercipta komitmen kedua pihak menjadi aksi nyata.

“Menurut kami, energi baru terbarukan seperti biomethane, amonia, dan hidrogen pun menarik dalam jangka panjang ke depan. Banyak pihak yang mempertimbangkan investasi bersih berbasis green energy. Investor akan mendapatkan Kredit Karbon karena pengurangan emisi gas rumah kaca. Ini juga bagian dari kerjasama dengan PPI terkait kredit karbon,” jelasnya.

Diketahui, salah satu proyek yang akan dikembangkan yakni biomethane.

Biomethane berpotensi untuk menggantikan bahan bakar minyak yang berasal dari fosil, sekaligus mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan limbah cair minyak kelapa sawit.

Biomethane termasuk sebagai energi dengan bahan baku yang melimpah dan berkelanjutan, sehingga dapat diolah dan dimanfaatkan dalam jangka panjang.

Diperkirakan, biomethane yang dapat dikelola PGN mencapai 15 MMSCFD yang bisa melayani kebutuhan sekitar 60 industri di kawasan industri. (Bud)